Sunday, June 8, 2014

apa si hiv hiv itu ? bahaya ga ?

Q.

A. HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah retrovirus, yang
berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi kembali dirinya.
Asal dari HIV tidak jelas, penemuan kasus awal adalah dari sampel darah yang dikumpulkan tahun
1959 dari seorang lakiâlaki dari Kinshasa di Republik Demokrat Congo. Tidak diketahui bagaimana ia
terinfeksi.
Saat ini terdapat dua jenis HIV: HIVâ1 dan HIVâ2.
HIVâ1 mendominasi seluruh dunia dan bermutasi dengan sangat mudah. Keturunan yang berbedaâbeda
dari HIVâ1 juga ada, mereka dapat dikategorikan dalam kelompok dan subâjenis (clades).
Terdapat dua kelompok, yaitu kelompok M dan O. Dalam kelompok M terdapat sekurangâkurangnya
10 subâjenis yang dibedakan secara turun temurun. Ini adalah subâjenis AâJ. Subâjenis B kebanyakan
ditemukan di America, Japan, Australia, Karibia dan Eropa. Subâjenis C ditemukan di Afrika Selatan
dan India.
HIVâ2 teridentifikasi pada tahun 1986 dan semula merata di Afrika Barat. Terdapat banyak kemiripan
diantara HIVâ1 dan HIVâ2, contohnya adalah bahwa keduanya menular dengan cara yang sama, kedu-
anya dihubungkan dengan infeksiâinfeksi oportunistik dan AIDS yang serupa. Pada orang yang terin-
feksi dengan HIVâ2, ketidakmampuan menghasilkan kekebalan tubuh terlihat berkembang lebih lambat
dan lebih halus. Dibandingkan dengan orang yang terinfeksi dengan HIVâ1, maka mereka yang terin-
feksi dengan HIVâ2 ditulari lebih awal dalam proses penularannya.

Bagaimana HIV menular?
HIV menular melalui cairan tubuh seperti darah, semen atau air mani, cairan vagina, air susu ibu dan
cairan lainnya yang mengandung darah.
Virus tersebut menular melalui:
Melakukan penetrasi seks yang tidak aman dengan seseorang yang telah terinfeksi. Kondom adalah
satuâsatunya cara dimana penularan HIV dapat dicegah.
Melalui darah yang terinfeksi yang diterima selama transfusi darah dimana darah tersebut belum dide-
teksi virusnya atau pengunaan jarum suntik yang tidak steril.
Dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan seseorang yang telah terinfeksi.
Wanita hamil dapat juga menularkan virus ke bayi mereka selama masa kehamilan atau persalinan dan
juga melalui menyusui.

Pengujian HIV
Infeksi HIV dapat diketahui melalui sebuah pengujian antibodi mengenai HIV. Ketika seseorang terin-
feksi dengan HIV, antibodinya dihasilkan dalam jangka waktu 3â8 minggu. Tahap berikutnya sebelum
antibodi tersebut dapat dideteksi dikenal sebagai "tahap jendela". (window period)
Pengujian dapat dilakukan dengan mengunakan sampel darah, air liur atau air kencing.
Pengujian yang cepat ada dan menyediakan suatu hasil diantara 10â20 menit. Suatu hasil positif
biasanya menuntut suatu test konfirmatori lebih lanjut.
Pengujian HIV harus dilakukan sejalan dengan bimbingan sebelumâselamaâdan sesudahnya

Bagaimana HIV bekerja?
Untuk mengerti bagaimana virus tersebut bekerja, seseorang perlu mengerti bagaimana sistem kekebal-
an tubuh bekerja. Sistem kekebalan mempertahankan tubuh terhadap infeksi. Sistem ini terdiri dari
banyak jenis sel. Dari selâsel tersebut sel Tâhelper sangat krusial karena ia mengkoordinasi semua sis-
tem kekebalan sel lainnya. Sel Tâhelper memiliki protein pada permukaannya yang disebut CD4.
HIV masuk kedalam darah dan mendekati sel Tâhelper dengan melekatkan dirinya pada protein CD4.
Sekali ia berada di dalam, materi viral (jumlah virus dalam tubuh penderita) turunan yang disebut RNA
(ribonucleic acid) berubah menjadi viral DNA (deoxyribonucleic acid) dengan suatu enzim yang dise-
but reverse transcriptase. Viral DNA tersebut menjadi bagian dari DNA manusia, yang mana, daripada
menghasilkan lebih banyak sel jenisnya, benda tersebut mulai menghasilkan virusâvirus HI.
Enzim lainnya, protease, mengatur viral kimia untuk membentuk virusâvirus yang baru. Virusâvirus
baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas dalam aliran darah, dan berhasil menulari lebih
banyak sel. Ini adalah sebuah proses yang sedikit demi sedikit dimana akhirnya merusak sistem keke-
balan tubuh dan meninggalkan tubuh menjadi mudah diserang oleh infeksi dan penyakitâpenyakit yang
lain. Dibutuhkan waktu untuk menularkan virus tersebut dari orang ke orang.
Respons tubuh secara alamiah terhadap suatu infeksi adalah untuk melawan selâsel yang terinfeksi dan
mengantikan selâsel yang telah hilang. Respons tersebut mendorong virus untuk menghasilkan kembali
dirinya.
Jumlah normal dari selâsel CD4+T pada seseorang yang sehat adalah 800â1200 sel/ml kubik darah.
Ketika seorang pengidap HIV yang selâsel CD4+ Tânya terhitung dibawah 200, dia menjadi semakin
mudah diserang oleh infeksiâinfeksi oportunistik.
Infeksiâinfeksi oportunistik adalah infeksiâinfeksi yang timbul ketika sistem kekebalan tertekan. Pada
seseorang dengan sistem kekebalan yang sehat infeksiâinfeksi tersebut tidak biasanya mengancam
hidup mereka tetapi bagi seorang pengidap HIV hal tersebut dapat menjadi fatal.
Tanpa perawatan

Ttg aids atau hiv..?
Q. Mm..
Penyakit HIV ato AIDS bsa b'ciri2 skit prut yg bgitu pnjng gag??
Abz aQuwh tkut t'kna..
Mzkipun aQuwh gag p'nah b'hubungan sex scra lgsng..

A. Apakah Tes HIV Itu?

Tes HIV memberi tahu kita apakah kita terinfeksi HIV, virus penyebab AIDS. Tes ini mencari antibodi terhadap HIV. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh untuk menyerang kuman tertentu.

Ada tes lain terkait HIV, yang dipakai setelah kita mengetahui dirinya terinfeksi HIV. Tes ini mengukur jumlah virus dalam aliran darah kita (tes viral load, lihat Lembaran Informasi (LI) 125), dan tingkat kerusakan pada sistem kekebalan tubuh kita (tes CD4, lihat LI 124).

Apakah Proses Tes HIV?

Untuk tes HIV, contoh darah kita diambil dengan jarum suntik. Contoh darah ini dikirim ke laboratorium untuk dites. Jika tes pertama positif (atau kadand disebut âreaktifâ), hal ini menunjukkan kemungkinan kita terinfeksi HIV, tetapi dua tes lagi dilaksanakan dengan cara berbeda untuk meyakinkan hasilnya benar. Ini biasa diurus oleh tempat tes tanpa kita diketahui. Kadang laboratorium juga melaporkan angka non-reaktif (mis. non-reaktif, 0,34). Angka ini tidak ada relevansi dan dapat diabaikan.

Sebelum darah diambil, kita wajib diberi konseling oleh seorang konselor yang terlatih. Di antara yang lain, konseling ini akan memberi informasi dasar tentang HIV dan AIDS, manfaat dan kerugian kita mengetahui apakah kita terinfeksi, dan bagaimana kita akan bereaksi jika nanti hasilnya positif. Setelah itu, kita diminta menyetujui sebelum darah diambil. Kita juga wajib diberi konseling lagi oleh konselor yang sama saat hasilnya sudah ada. Hasilnya hanya boleh diberikan pada kita, dan tidak boleh diberikan pada orang lain tanpa persetujuan kita. Tempat melaksanakan tes bertanggung jawab untuk meyakinkan kerahasiaan nama kita dan hasil tes (lihat LI 813).

Namun, jika kita di bawah umur, orang tua atau wali kita boleh mewakili kita. Sayangnya, di Indonesia, tidak jelas usia berapa sebenarnya âdi bawah umurâ.

Hasil tes tidak wajib dilaporkan ke pemerintah. Ada beberapa tempat tes yang tidak mewajibkan kita memberi nama atau identifikasi. Ini disebut tes tanpa nama atau anonim.

Bagaimana Kita Dapat Dites?

Di Jakarta ada beberapa tempat tes, termasuk yang anonim. Yang ingin tahu alamatnya dapat menghubungi Yayasan Spiritia dengan nomor telepon di bawah atau POKDISUS AIDS FKUI/RSCM dengan nomor telepon: (021) 390-5250. Hasilnya biasa siap diambil setelah sekitar dua minggu.

Di kota lain, coba hubungi LSM AIDS atau Komisi Penanggulangan AIDS Daerah.

Tes sering ditawarkan gratis, tetapi biasa harganya tidak lebih dari Rp 50.000.

Kapan Sebaiknya Kita Dites?

Jika kita menjadi terinfeksi HIV, biasanya sistem kekebalan tubuh baru membentuk antibodi setelah tiga minggu hingga tiga bulan. Ini disebut masa jendela. Jadi, jika kita merasa kita terpajan, atau melaksanakan perilaku berisiko tertular HIV, kita sebaiknya menunggu tiga bulan sebelum kita dites. Kita juga dapat langsung tes, dan mengulangi tes setelah tiga bulan. Selama masa jendela ini, tes antibodi akan menunjukkan hasil negatif (kadang disebut ânon-reaktifâ), tetapi walaupun begitu, jika kita sudah terinfeksi kita dapat menularkan orang lain.

Apakah Ada Macam Tes yang Bekerja Lebih Cepat?

Tes viral load mencari potongan genetik HIV. Bibit ini terbentuk sebelum sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi. Tes viral load tidak biasa dipakai untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi, karena tes tersebut jauh lebih mahal dibandingkan tes antibodi. Selain itu, tingkat hasil yang salah sedikit lebih tinggi.

Apa Artinya Jika Kita Positif?

Hasil positif atau reaktif berarti kita mempunyai antibodi terhadap HIV, dan itu berarti kita terinfeksi HIV. Kita seharusnya menerima hasil tes dari konselor, yang akan mengetahui kita apa maksudnya pada kehidupan kita, dan bagaimana kita dapat memperoleh layanan dan dukungan kesehatan dan emosional.

Hasil positif bukan berarti kita AIDS (lihat LI 101 untuk informasi lebih lanjut). Banyak orang yang positif tetap sehat untuk beberapa tahun, dan sering tidak langsung perlu dipakai obat apa pun.

Jika hasil tes kita negatif dan kita tidak terpajan HIV selama tiga bulan atau lebih, maka kita tidak terinfeksi HIV. Sebaiknya kita tetap melindungi diri dari infeksi HIV (lihat LI 150).

Apakah Kita Dapat Mempercayai Hasil Tes?

Hasil tes antibodi untuk HIV adalah benar untuk lebih dari 99,5 persen tes. Sebelum kita diberi hasil positif, tes diulang dua kali sebagai konfirmasi.

Ada dua keadaan khusus yang dapat memberi hasil yang salah:

Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang HIV-positif dapat menunjukkan hasil positif untuk beberapa bulan karena antibodi ibu diarahkan ke bayi yang baru lahir. Walaupun si bayi sebenarnya tidak terinfeksi, dia mempunyai antibodi terhadap HIV dan hasil tes akan positif. Tes lain, misalnya tes viral load, harus dipakai jika hasil yang benar dibutuhkan lebih cepat.

Seperti dibahas di atas, orang yang baru terinfeksi dapat menunjukkan hasil negatif (non-reaktif) jika mereka dites terlalu dini sejak terinfeksi dengan HIV.

Garis Dasar

Tes HIV biasanya mencari antibodi terhadap HIV dalam darah. Sistem kekebalan tubuh kita membuat antibodi ini untuk melawan HIV. Biasanya dibutuhkan tiga minggu hingga tiga bulan untuk membentuk antibodi tersebut. Selama masa jendela ini, tes kita tidak akan menunjukkan hasil positif walaupun kita terinfeksi. Tes HIV biasa juga tidak bekerja untuk bayi yang baru lahir pada ibu yang terinfeksi HIV.

Kita dapat dites di beberapa tempat tanpa kita harus memberi nama kita.

Hasil tes yang positif (reaktif) berarti kita terinfeksi HIV, tetapi tidak berarti kita AIDS. Jika kita memang HIV-positif, sebaiknya kita belajar tentang HIV, dan mempertimbangkan bagaimana kita dapat melindungi kesehatan kita.

http://www.petra.ac.id/science/aids/aids.htm

kapan virus HIV di temukan ?
Q.

A. Istilah HIV telah digunakan sejak 1986 (Coffin et al., 1986) sebagai nama untuk retrovirus yang diusulkan pertama kali sebagai penyebab AIDS oleh Luc Montagnier dari Perancis, yang awalnya menamakannya LAV (lymphadenopathy-associated virus) (Barre-Sinoussi et al., 1983) dan oleh Robert Gallo dari Amerika Serikat, yang awalnya menamakannya HTLV-III (human T lymphotropic virus type III) (Popovic et al., 1984).

TAMBAHAN :
ada cerita mengenai penyakit HIV yang di tulis (buku:" And the Band Played On") dan kemudian difilmkan. kisah yang mengangkat asal muasal HIV dan penyebarannya, beberapa aktifis mencoba meyakinkan pemerintah untuk mengambil tindakan untuk mencegah penyakit ini namun tidak ditanggapi secara positif oleh pemerintah karena penyakit ini dianggap hanya mengindap kaum 'gay'. pemerintah menutup mata akan hal ini hingga suatu hari ada bayi yang mengindap HIV dan setelah di teliti barulah pemerintah menyadari HIV dapat menular melalui transfusi darah namun seperti sudah terlambat HIV telah menyebar. kalimat yang menyeruak dalam issue ini adalah "seandainya pemerintah kala itu tanggap dengan suara aktifis kesehatan yang meneriakkan bahaya HIV maka mungkin saat ini hanya kaum gay saja yang mengindap penyakit HIV"

cuplikan potongan menarik/favorit dari film " And the Band Played On" scene "perdebatan"

Sebenarnya dari mana asal virus HIV?
Q.

A. Sebuah penelitian mengatakan asal muasal virus HIV ditemukan dari simpanse liar di kawasan selatan Kamerun.
Virus itu disebut SIVcpz (Simian Immunodeficiency Virus dari simpanse) diduga menjadi sumber, tapi sejauh ini virus ini hanya ditemukan pada hewan peliharaan.
Namun, sebuah tim peneliti internasional telah mengidentifikasi penghasil alami virus SIVcpz pada hewan yang hidup di alam liar.
Diduga, virus ini menyebar pertama kali pada para pemburu simpanse. Kasus pertama ditemukan di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, pada 1930..
Para ilmuwan yakin, jarangnya ditemukan kasus penyakit ini dan kenyataan bahwa gejala AIDS pada tiap orang berbeda, menunjukkan mengapa baru 50 tahun kemudian virus itu mendapatkan namanya.
Tim yang di dalamnya termasuk tim ahli dari Universitas Nottingham, Montpellier dan Alabama ini, telah bekerja selama sepuluh tahun untuk mencari sumber HIV.
Saat virus SIVcpz hanya ditemukan pada hewan ternak, kemungkinannya adalah ada makhluk hidup lain yang menjadi sumber alami HIV dan SIVcpz.
Test gen
Satu-satunya cara untuk mendeteksi virus SIVcpz adalah dengan test darah. Artinya hanya hewan ternaklah yang bisa digunakan.
Penelitian ini dilakukan bersama para ahli dari proyek perlindungan kawasan selatan Kamerun (PRESICE). PRESICE terlibat dalam meneliti kotoran simpanse yang dikumpulkan dari kawasan hutan terpencil.
Pengumpulan kotoran ini sangat berguna karena Universitas Alabama dapat menentukan sekuen genetik dari virus simpanse ini, yang kemudian dapat dicari dalam sampel kotoran.
Hasil uji coba laboratorium mendeteksi antibodi spesifik SIVcpz dan informasi genetik yang terkait dengan virus yang ditemukan pada 35 persen simpanse di beberapa kelompok.
Semua data yang didapat kemudian dikirim ke Universitas Nottingham untuk dianalisa. Hasil penelitian mengungkap hubungan genetik yang sangat dekat antara sampel dan rantai HIV.
Simpanse di tenggara Kamerun diketahui memiliki virus yang sangat mirip dengan virus HIV yang kini tersebar di seluruh dunia itu.
Para ilmuwan mengatakan, selainmengungkap misteri tentang asal virus itu, temuan ini membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut.
Namun, virus SIVcpz belum menyebabkan penyakit-penyakit yang disebabkan AIDS pada simpanse. Sehingga para ilmuwan tengah mengungkap mengapa hewan-hewan ini tak menderita gejala-gejala AIDS seperti dialami manusia, yang secara genetis sangat serupa.
Hubungan dekat
Profesor Ilmu genetik dari Universitas Nottingham Paul Sharp mengatakan: "Nampaknya lompatan antara simpanse dan manusia terjadi di Kamerun dan kemudian virus itu menyebar ke seluruh dunia."
Hasil penelitian ini menjadi menarik jika semua penemuan soal sejarah dan asal usul HIV dapat digunakan untuk mengembangkan vaksin .
"JIka Anda menganggap HIV muncul sekitar 75 tahun lalu, kemungkinan ada sejumlah virus lagi yang akan membuktikan hubungan lebih dekat dengan virus yang diderita manusia."
Paul mengatakan tim peneliti tengah berupaya untuk memahami perbedaan genetik antara virus SIVcpz dan HIV yang berevolusi akibat adanya lompatan spesies.
Keith Alcorn dari Aidsmap mengatakan: "Para peneliti telah menetapkan lokasi spesifik yang diyakini sebagai tempat virus HIV berasal."
"Namun, ada kawasan luas di Afrika Barat dkimana bentuk lain SIVcpz ditemukan dan juga kemungkinan bisa menjangkiti manusia."
Direktur Kebijakan Lembaga Nasional Aids Yusef Azad mengatakan: "Hasil penelitian ini menjadi menarik jika semua penemuan soal sejarah dan asal usul HIV dapat digunakan untuk mengembangkan vaksin HIV."

Pertanyaan seputar HIV/AIDS?
Q. Teman-teman yang baik,

1. Apa bedanya antara HIV dengan AIDS? Apakah orang yang terjangkit virus HIV sudah pasti penderita AIDS? Kalau tidak, apa bedanya?
2. Apakah melalui tes darah dan urine pada umumnya sudah dapat langsung diketahui seseorang terjangkit HIV/AIDS? Apa perlu tes yang lebih spesifik?

A. HIV adalah kependekan dari nama virus penyebab sakit AIDS !
H.I.V. = Human Immunodeficiency Virus. (nama virus)
A.I.D.S. = Acquired Imunno Deficiency Syndrome. (nama penyakit)

Orang yang terinfeksi virus HIV akan menderita penyakit AIDS; tetapi masa inkubasinya lama bisa setahun hingga beberapa tahun baru timbul gejala.

Untuk ketahui seseorang tertular HIV , hanya bisa terdeteksi dengan pemeriksaan darahnya ini pun harus dilakukan berulang kali untuk kepastiannya !
Antara lain : HIV linked immuno-sorbent assay (ELISA). untuk skrining - sensitivitas 99% untuk hindari positif palsu kemudian harus dilakukan Test Western Blot., Untuk melihat progres penyakit dilakukan hitungan Limfosit CD4 dan persentasinya. Juga test 'HIV viral load' untuk menilai progres penyakit juga. Pula deteksi adanya antigen p24 menunjukkan adanya replikasi aktif dari virus HIV.




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment