Saturday, June 7, 2014

apa ciri2 kanker rahim?

Q. kalo udah kena kanker rahim, masih bisa punya anak ga nantinya?

A. Kanker mulut rahim (serviks) menjadi problem kesehatan di negara-negara berkembang. Di Indonesia, penderita penyakit ini diperkirakan 90 - 100 di antara 100.000 penduduk.

Di negara maju seperti Amerika, terdapat 12.000 kasus baru ditemukan pada 1990.

Melihat tingginya angka penderita, maka tidak mengherankan bila penyakit ini merupakan momok yang menakutkan bagi perempuan. Hal itu juga karena serviks merupakan kanker terbanyak pada wanita dan menduduki urutan pertama dari sepuluh jenis kanker di Indonesia.

Angka penderita penyakit ini, sejatinya, bisa ditekan bila lebih awal diketahui adanya kanker yang menyerang mulut rahim. Masalahnya, menurut dr Nasdaldy, SpOG, lebih dari 70 persen penderita datang terlambat memeriksakannya ke dokter. Padahal, keterlambatan pemeriksaan bisa berpengaruh pada harapan hidup, selain biaya yang dibutuhkan lebih besar. ''Pencegahan lebih murah,'' tuturnya dalam sebuah seminar di Jakarta, belum lama ini.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Divisi Kanker Ginekologik Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, ini mengakui saat pra kanker serviks, pada umumnya memang tidak ada gejala. Gejala yang bisa dideteksi bila ada pendarahan pascasenggama dan keputihan yang tidak khas. Bila terdapat keputihan berlebihan, berbau busuk, dan tidak sembuh-sembuh, sebaiknya disarankan untuk secepatnya memeriksakan diri ke dokter. Sebab, ini merupakan gejala yang lazim dijumpai pada penderita kanker serviks. Pemeriksaan dokter diperlukan, karena tidak semua keputihan pertanda ada kanker. Dengan pemeriksaan itu akan diketahui apakah keputihan abnormal itu kanker atau bukan.

Gejala lain, kata dia, terdapat perdarahan di luar siklus haid, terutama setelah berhungan intim. Seperti juga adanya keputihan, gejala ini pun memerlukan pemeriksaan dokter, karena perdarahan bisa terjadi akibat gangguan keseimbangan hormon.

Mengapa pemeriksaan diperlukan bila ditemukan ada gejala? Itu karena kanker yang sudah mencapai stadium tiga ke atas akan terjadi pembekakan di berbagai anggota tubuh, seperti di paha, betis, atau di tangan. Akibatnya bisa lebih fatal, keterlambatan penanganan bisa menyebabkan kematian.

Untuk deteksi dini, perlu dilakukan pap smear pada wanita yang telah aktif secara seksual sedikitnya setahun sekali dengan mengambil getah serviks dari vagina. Pemeriksaan ginekologi dilakukan oleh dokter atau bidan dengan pengambil sampel apus leher rahim oleh dokter ahli patologi anatomi. Sebaiknya pap smear dilakukan pada hari ke 10 - 20 dari siklus haid. Namun, dalam 24 jam sebelum pemeriksaan, jangan melakukan hubungan suami-istri.

Risiko
Apa yang menjadi faktor risiko kanker mulut rahim? Menurut dr Nasdaldy, wanita yang sudah menikah atau memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 18 tahun) memiliki risiko terkena kanker mulut rahim. Risiko yang sama dapat dialami oleh wanita yang berganti-ganti pasangan seks. Yakni, wanita yang mempunyai banyak pasangan seks atau suaminya mempunyai banyak pasangan seks.

Mereka yang berisiko terkena kanker rahim lainnya adalah wanita yang sering menderita infeksi di daerah kelamin, yang banyak melahirkan anak, dan wanita perokok. ''Wanita perokok mempunyai risiko dua kali lebih besar dari pada wanita bukan perokok,'' tuturnya.

Pencegahan
Mencegah jauh lebih baik dari pada mengobati. Itu benar, meski tidak mudah menerapkannya. Masalahnya, masih banyak wanita yang enggan memeriksakan diri ke dokter kandungan meskipun memiliki berbagai gejala terkena kanker mulut rahim. Padahal, jangankan wanita sudah memiliki gejala terkena servick, wanita yang sehat pun perlu memeriksakan diri agar bisa dideteksi sejak dini.

Pencegahan, menurut Nasdaldy, dapat dilakukan dengan tiga strategi: primer, sekunder, dan tertier. Pencegahan primer diperlukan pada semua populasi yang memiliki risiko terkena kanker mulut rahim. Caranya, dengan memberikan penyuluhan. ''Bukan hanya medis, tapi bisa di sekolah-sekolah karena banyak yang tidak tahu dan tidak peduli,'' tuturnya.

Pencegahan sekunder juga diperlukan pada orang yang tidak memiliki gejala. Ini agar angka kejadian dapat ditekan dan memungkinkan pengobatan sedini mungkin. Pengobatan lebih awal, selain biayanya sedikit, hasilnya pun lebih baik. Sedangkan pencegahan tertier dilakukan pada orang yang sudah terkena penyakit ini.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pencegahan primer pada penderita serviks. Namun yang penting adalah menurunkan faktor risiko. Misalnya, menghilangkan perilaku seksual yang mengakibatkan terpapar dengan infeksi human papilloma virus (HPV). ''Perempuan lebih rentan terkena infeksi HPV,'' ujarnya.

Tidak kalah pentingnya dengan faktor nutrisi. Menurut dokter spesialis ini orang dengan gizi yang bagus lebih mudah mencegah serangan penyakit ini. Harus diingat, tidak ada pantangan makanan bagi penderita kanker. Karena itu tidak benar pernyataan yang mengatakan bahwa penderita kanker tidak boleh makan daging. ''Itu mitos,'' ucapnya.

Zat gizi, kata dia, sangat diperlukan untuk pencegahan penyakit ini. Makanan yang baik untuk dikonsumsi adalah caretenoids, vitamin A, retinoids, vitamin C, vitamin E, dan folat. Sayuran hijau tua dan kuning juga baik untuk meningkatkan gizi.

Selain menurunkan faktor risiko dan nutrisi, pencegahan primer juga perlu dengan vaksinasi. Imunisasi, kata Nasdaldy, dilakukan pada usia muda sebelum aktif melakukan hubungan seksual dan masih dalam tahap pengembangan.

Vaksin pencegahan bertujuan membentuk antibodi dan diberikan pada orang sehat. Vaksin pengobatan diberikan pada orang yang sudah terinfeksi HVP dan stimulasi sistem imunitas.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan, vaksin sebaiknya diberikan pertama kali dalam lima tahun setelah aktif berhubungan seksual atau usia 25 tahun sampai usia 65 tahun. Frekuensi vaksinasi, saran badan dunia itu, dilakukan 2 - 3 tahun sekali dengan catatan dua kali berturut-turut negatif.

pendarahan pada wanita yang terkena kanker rahim itu banyak atau sedikit sih?
Q. saya cewek umur 17 tahun. Masa haid saya biasanya di akhir bulan. Nah agustus awal ini seharusnya saya sudah tidak haid lagi, tapi hingga hari ini saya masih mengeluarkan darah. Tapi tidak terlalu banyak. Sedikit banget. Saya takut saya mengalami gejala kanker rahim?Apa iya?

A. Kanker rahim itu biasanya menyerang para wanita yg sudah menikah atau yg pernah berhubungan seksual. Dan salah satu yg memiliki resiko besar terkena kanker rahim yaitu mereka yg sering berganti pasangan dlm berhubungan seksual, wanita perokok atau wanita yg pernah melakukan aborsi yg tdk bersih.
Wanita yg mengidap kanker rahim salah satu ciri2nya mengalami pendarahan ketika berhubungan, mengalami keputihan yg berbau, berwarna dan bercampur darah.
utk darah sdikit yg keluar yg kmu alami itu kemungkinan sisa2 darah haid. Pa lagi klo haid kmu tdk lncar. biasanya ada "buntut" haid.

fren semua aq btuh bantuan ne,, kira2 penyakit kanker rahim bisa g disembuhkan..?
Q. ada yg tw obat tradisionsl untuk menyembuhkan??

A. Kiat Mencegah Kanker Rahim
Kita tahu penyakit ganas ini menduduki peringkat atas sebagai pembawa kematian. Tapi, tak perlu khawatir bila sejak awal kita sudah melakukan pencegahan, pencegahan menjadi bagian terpenting dari risiko kanker. "Caranya dengan mencegah terpaparnya substansi yang menyebabkan risiko terjadinya kanker tersebut. Yang terjadi di sini justru sebaliknya, masih banyak wanita yang enggan memeriksakan diri ke dokter kandungan, kendati sudah memiliki berbagai keluhan. Padahal, jika dibiarkan kanker akan semakin mengganas yang harus d jauhi:

1. JAUHI ROKOK

Ini peringatan paling penting buat wanita perokok. Kecuali mengakibatkan penyakit pada paru-paru dan jantung, kandungan nikotin dalam rokok pun bisa mengakibatkan kanker serviks (leher rahim), lho. "Nikotin, kan, mempe! rmudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru, juga serviks. " Sayangnya tak diketahui pasti seberapa banyak jumlah nikotin dikonsumsi yang bisa menyebabkan kanker serviks. Tapi, mengapa harus ambil risiko, lebih baik tinggalkan segera rokok jika kita ingin terbebas dari kanker.

2. PENCUCIAN VAGINA

Sering, kan, kita melakukan pencucian vagina dengan obat-obatan antiseptik tertentu. Alasannya beragam, entah untuk "kosmetik" atau kesehatan. Padahal, kebiasaan mencuci vagina bisa menimbulkan kanker serviks, baik obat cuci vagina antiseptik maupun deodoran. "Douching atau cuci vagina menyebabkan iritasi di serviks, iritasi berlebihan dan terlalu sering akan merangsang terjadinya perubahan sel, yang akhirnya jadi kanker." Jadi, sebaiknya pencucian vagina dengan bahan-bahan kimia tak dilakukan secara rutin. "Kecuali bila ada indikasi, misalnya, infeksi yang memang memerlukan pencucian dengan zat-zat kimia.

Itu pun seharusnya atas saran dokter." Artinya, kita jangan sembarangan membeli obat-obatan pencuci vagina. "Terlebih lagi, pembersih tersebut umumnya akan membunuh kuman-kuman. Termasuk kuman Basillus doderlain di vagina yang memproduksi asam laktat untuk mempertahankan pH vagina." Kita tahu, bila pH enggak seimbang lagi di vagina, maka kuman lain, seperti jamur dan bakteri, bisa punya kesempatan hidup di tempat tersebut.

3. MENABURI TALK / BEDAK

Yang kerap terjadi lagi, saat daerah vagina gatal atau merah-merah, kita menaburkan talk di sekitarnya. Walah, ternyata itu bahaya. Pemakaian talk pada vagina wanita usia subur bisa memicu terjadi kanker ovarium (indung telur). "Sebab di usia subur berarti sering ovulasi. Padahal b! isa dipastikan saat ovulasi terjadi perlukaan di ovarium. Nah, bila partikel talk masuk akan menempel di atas luka tersebut. Akibatnya, kan, bisa merangsang bagian luka untuk berubah sifat jadi kanker." Karena itu sangat tidak dianjurkan memberi talk di daerah vagina. Karena dikhawatirkan serbuk talk terserap masuk kedalam.
Lama-lama akan bertumpuk dan mengendap menjadi benda asing yang bisa menyebabkan rangsangan sel menjadi kanker.

4. DIET RENDAH LEMAK

Penting diketahui, timbulnya kanker pun berkaitan erat dengan pola makan seseorang. Wanita yang banyak mengkonsumsi lemak akan jauh lebih berisiko terkena kanker endometrium (badan rahim). "Sebab lemak memproduksi hormon estrogen. Sementara endometrium yang sering terpapar hormon estrogen mudah berubah sifat menjadi kanker,untuk mencegah timbulnya kanker endometrium, sebaiknya hindari mengkonsumsi makanan berlemak tinggi. "Makanlah makanan yang sehat dan segar. Jangan lupa untuk menjaga berat badan ideal agar tak terlalu gemuk." Tak heran, bila penderita kanker endometrium banyak terdapat di kota-kota besar negara maju. Sebab, umumnya mereka menganut pola makan tinggi lemak.

5. KEKURANGAN VITAMIN C

Pola hidup mengkonsumsi makanan tinggi lemak pun akan membuat orang tersebut melupakan zat-zat gizi lain, seperti beta karoten, vitamin C, dan asal folat. Padahal, kekurangan ketiga zat gizi ini bisa menyebabkan timbul kanker serviks. "Beta karoten, vi! tamin C, dan asam folat dapat memperbaiki atau memperkuat mukosa diserviks. Nah, jika kekurangan zat-zat gizi tersebut akan mempermudah rangsangan sel-sel mukosa tadi menjadi kanker."
Beta karoten banyak terdapat dalam wortel, vitamin C terdapat dalam buah-buahan berwarna oranye, sedangkan asam folat terdapat dalam makanan hasil laut.

6. HUBUNGAN SEKS TERLALU DINI

Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari ia sudah menstruasi atau belum. Tapi juga bergantung pada kematangan sel-sel mukosa; yang terdapat diselaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita tersebut berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja; paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun.

Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks si wanita. "Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga

Bagaimana mendeteksi kanker mulut rahim secara awam?
Q.

A. Kanker badan rahim acap dikaitkan dengan sperma, padahal penyebab yang utama adalah tidak ada keseimbangan antara hormon estrogen dengan progesteron pada wanita. Untuk wanita yang mengidap penyakit ini tentu saja ia harus berhati-hati.

Kanker leher rahim atau kanker mulut rahim berbeda dengan kanker badan rahim meski keduanya sama-sama ganas dan terletak di rahim. Kanker badan rahim memiliki prevalensi lebih rendah ketimbang kanker leher rahim. Salah satu gejala yang lebih sering ditemukan pada kanker badan rahim adalah haid yang tidak normal dan dalam jumlah yang banyak.

Kedua penyakit ini sering membingungkan masyarakat awam, karena penyakit itu sama-sama di sekitar rahim. Di dunia kedokteran. yang dimaksud kanker leher rahim adalah kanker yang letaknya di mulut rahim atau kanker serviks. Sementara kanker rahim, pada hakekatnya adalah kanker yang terdapat pada badan rahim.

Prevalensi penyakit ini cukup kecil yaitu 20 sampai 30 penderita per tahun pada wanita yang berobat ke RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Berbeda dengan penderita penyakit kanker leher rahim bisa mencapai 200 penderita per tahun di rumah sakit yang sama.

Kanker badan rahim menurut Dr. Andriyono, pakar Kandungan dan Kebidanan dari FKUI/RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, merupakan kanker yang timbul pada badan rahim secara primer. Kanker radang rahim yang banyak dijumpai ada kanker yang berasal dari kelenjar selaput lendir rahim (endemetrium).

Pada kanker badan rahim biasanya jaringannya mudah rapuh dan rontok bagaikan bubur nasi. Bila dikerok akan terdapat bagian-bagian yang busuk. Risiko penderita kanker ini antara lain sulit mendapatkan anak, diabetes melitus dan hipertensi. Ini karena wanita di masa haid memiliki hormon estrogen yang tinggi tanpa diimbangi dengan hormon progesteron sehingga menimbulkan pertumbuhan endemetrium secara berlebih (hiperplasi).

Adapun hormon estrogen merupakan hormon yang dibentuk pada indung telur yang dapat menimbulkan masa keaktifan seksual pada waktu-waktu tertentu. Sedangkan progesteron merupakan hormon wanita yang dihasilkan badan kuning indung telur yang menimbulkan stadium sekresi selaput lendir rahim pada daur haid.

Ada tiga tahap hiperplasi dari keadaan demikian. Ketiga tahapan ini waktunya tidak dapat diketahui dan merupakan lesi sebelum timbulnya kanker atau pra kanker. Ketiga tahap tersebut antara lain hiperplasi sistika, adenomatosa, dan atipia. Baru setelah itu muncul kankernya. Gejala dari kanker ini terjadi ketika perdarahan pada masa haid atau setelah selesai haid. Perdarahan itu berlangsung lama dan banyak keluarnya.

Bila terjadi demikian, biasanya dokter akan mendiagnosa dengan melakukan kurets yaitu mengambil daging dari jaringan endometrium. Setelah itu diperiksa di laboratoruim patologi anatomi sehingga bisa dilihat pertumbuhan jaringannya yang berlebihan. Atau juga kelainan penyakit lain.

Sulit juga mendeteksi kanker ini, karena letaknya di dalam kandungan. Berbeda dengan kanker leher rahim yang cukup dilakukan dengan papsmear -- suatu pemeriksaan sederhana dan terpercaya pada sel tubuh untuk menentukan kelainan dan mendeteksi adanya kelainan pada leher rahim, seperti kanker leher rahim. Setelah kurets, ada juga cara lain, namun hasilnya kurang memuaskan. Cara itu adalah sitologi endometrium yaitu dengan cara memasukan cairan ke dalam rahim kemudian dari cairan itu tadi diamati.

Pencegahan yang perlu dilakukan adalah dengan memperhatikan beberapa hal, terutama berkaitan dengan wanita yang telah disebutkan di atas. Bila terjadi menstruasi secara tidak teratur lebih dari tiga bulan segeralah periksa ke dokter untuk memastikan kelainan pada uterus (rahim).

Ada tips yang perlu pula diperhatikan. Pertama, hindari pengobatan hormonal yang mengandung banyak estrogen, terutama pada wanita yang sulit memiliki anak. Kalau dia amat memerlukannya, ia tetap harus melalui pengawasan dokter. Kedua, hindari obesitas (kegemukan), karena pada wanita yang gemuk hormon estrogen bisa tinggi. Ketiga, bagi penderita diabetes melitus dan hipertensi perlu dikontrol agar terhindar dari penyakit ini.

Sementara itu, kanker leher rahim menurut pakar andrologi dari Universitas Indonesia, Dr. Wahyuning Ramelan, ada kecenderungan dipengaruhi oleh sperma. Tetapi kata dia, penelitian mengenai keterkaitannya masih sedang diteliti oleh para ahli hingga sekarang. Secara epidemilogi (ilmu tentang timbulnya penyakit di kalangan masyarakat) kanker leher rahim pada wanita disebabkan beberapa faktor.

Pertama, kecenderungan lebih mudah terjadi pada wanita yang melakukan hubungan seksual pada usia muda seperti wanita di usia 15 tahun. Kedua, lebih banyak terjadi pada mereka yang memiliki lebih dari satu pasangan, karena sperma yang masuk terdiri dari beberapa orang. Hingga sekarang belum dapat dibuktikan adanya zat-zat dalam sperma yang merangsang munculnya kanker di rahim.

Penelitian di luar negeri maupun dalam negeri tetap dilakukan, kata Dr. Wahyuning Ramelan, namun belum ada hasilnya. Karena sperma itu berada di dalam cairan yang disebut semen dan di dalamnya terkandung berbagai macam zat, harus diperiksa satu per satu zat mana yang merangsang munculnya kanker di leher rahim.

tanda2 gejala kanker rahim apa yaaa?
Q.

A. Kanker serviks merupakan "Pembunuh" Pertama Wanita Indonesia. Kanker serviks terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker.
Setiap wanita yang pernah melakukan hubungan seksual mempunyai resiko terhadap kanker leher rahim. Memiliki pasangan seksual yang berganti-ganti atau memulai aktifitas seksual pada usia yang sangat muda juga memperbesar resiko kemungkinan mendapat kanker leher rahim.

Apa yang harus anda lakukan untuk menghindari kanker leher rahim ?

Yang pertama, jika anda pernah melakukan hubungan seksual anda harus melakukan Pap smear test secara teratur setiap dua tahun dan ini dilakukan sampai anda berusia 70 tahun. Pada beberapa kasus mungkin dokter menyarankan untuk melakukan Pap smear test lebih sering.

Hal yang ke dua adalah melaporkan adanya gejala-gejala yang tidak normal seperti adanya perdarahan, terutama setelah coitus (senggama), keputihan bercampur darah dan berbau, nyeri panggul atau tidak bisa buang air kecil.

Hal yang ke tiga adalah tidak merokok. Data statistik melaporkan bahwa resiko terserang kanker leher rahim akan menjadi lebih tinggi jika wanita merokok.

Hal yang ke empat adalah dengan menggunakan pembalut yang berkualitas, yaitu pembalut yang tidak mengandung zat pemutih, zat dioksin dan zat-zat kimia lainnya, serta terbuat dari 100% kapas. Dan WHO menyatakan zat dioksin ini dapat menyebabkan kanker




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment