Sunday, May 4, 2014

Mengapa manusia bisa lupa bahkan pikun?

Q.

A. Dari dulu hingga sekarang orang mengira, bahwa pikun itu merupakan penyakit yang lumrah bagi orang yang berusia lanjut. Artinya, orang yang kalau sudah tua lalu pikun itu dianggap normal atau wajar-wajar saja. Namun dugaan itu ternyata meleset. Menjadi tua tidak selalu harus pikun. Buktinya, bila dibandingkan jumlah orang tua yang pikun dan tidak pikun dalam suatu masyarakat, jumlah yang pikun itu masih sedikit.

Bila pikun itu hal normal bagi orang tua, mestinya jumlah orang pikun akan jauh lebih besar. Memang banyak orang tua yang penglihatannya atau pendengarannya sudah sangat mundur, namun pikirannya masih utuh dan jernih, tidak pikun.

Pikun dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah dementia. Istilah ini melukiskan kemunduran secara perlahan pada fungsi intelektual dan sosial yang dialami seseorang. Makin lama makin bertamah berat, yang disebabkan oleh gangguan pada jaringan otak.

Tiga ciri-ciri penderita penyakit pikun yaitu:
1. Adanya kemunduran kecerdasan atau intelektualnya.
2. Kemunduran tersebut bersifat perlahan-lahan yang semakin memburuk. Jadi orang yang mendadak kehilangan fungsi intelektual, misalnya sesudah mengalami geger otak, atau infeksi otak, tidaklah termasuk dalam kategori pikun.
3. Kemunduran intelektual tersebut disebabkan oleh gangguan-gangguan pada otak, apapun sebabnya.

Dengan bersandar pada pengertian diatas, pikun ternyata merupakan gangguan yang tidak harus ada serta tidak selalu pas bagi para lanjut usia, walau penderitanya memang kebanyakan dari golongan usia lanjut. Bila mengacu pada kehidupan di negara-negara maju seperti di Amerika Serikat, penyakit Alzheimer telah menghinggapi pada 2 juta orang. Jumlah tersebut semakin membengkak pada waktu belakang ini. Dan mungkin dalam waktu tidak terlalu lama, pikun akan menjadi masalah kesehatan dan sosial yang cukup menonjol di negara Uncle Sam ini.

Hal tersebut terbukti, atas pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan, yang membuat surat terbuka, dan mengumumkan kepada khalayak ramai, bahwa dirinya terkena penyakit Alzheimer. Kalau saja dia tidak mengeluarkan pengumuman tersebut, barangkali masyarakat awam, khususnya di Indonesia tidak akan pernah mengenal penyakit yang satu ini, yaitu penyakit Alzheimer.

Kalaulah pikun dibedakan menurut bisa tidaknya diobati, maka sampai kini dikenal ada dua macam pikun, yaitu pikun yang masih sulit untuk disembuhkan, dan jenis kedua adalah pikun yang dapat dicegah dan disembuhkan.

Pikun yang sulit disembuhkan, disebabkan oleh proses kemunduran sel-sel otak yang makin lama makin parah. Sampai kini ilmu pengetahuan belum mampu menjawab dengan pasti, kenapa sel-sel otak itu mundur. Sel yang tadinya segar bugar, dengan perlahan menjadi layu dan akhirnya mati. Istilah ilmiahnya, sel-sel itu mengalami degenerasi. Padahal, sekali sel otak mati tidak akan tumbuh sel penggantinya.

Bila kulit atau otot luka, jaringannya hancur, akan mampu untuk tumbuh kembali lewat proses yang disebut regenerasi. Tapi kalau sel otak? Dia masih dan tetap mati tanpa regenarasi. Penyakit pikun yang disebakan oleh proses degenarasi ini, yang belum dapat dicegah dan masih sulit disembuhkan, inilah yang disebut Alzheimer yang cukup menjadi momok bagi orang lanjut usia. Walaupun ada usia muda yang diserang penyakit ini. Tetapi pada umumnya penyakit ini menyerang pada orang-orang yang berusia 50-70 tahun.

Bagaimana mengatasi pikun?
Q. Trims.

A. Pikun (dimensia) biasanya dikatakan untuk orang yang telah tua karena umur,sesering mungkin berkomunikasi ,usahakan banyak membaca, melihat lihat foto lama(album kenangan),bertemu/kontak dengan kawan2lama.(nostalgia).
Pelupa bisa terjadi tidak melihat umur,terjadi karena kecelakaan,mau cepat2,emosi/kesal,marah,kaget,shock,mendapat tekanan,sedih,gembira,ngantuk,lelah dstnya.
Cara mengatasinya......masa lupasih.

bagaimana si caranya hilangkan pikun?
Q. sekarang ini saya lagi banyak mengalami masalah dalam daya pikir saya.. saya sering sekali lupa apa lagi kalau menaruh sesuatu pasti langsung lupa.
bagaimana ya caranya menghilangkan pikun saya itu?

A. Trik Agar Tidak Cepat Pikun

Lupa dimana menaruh kunci atau benda penting lain? Jangan takut, itu belum tentu gejala menderita Alzheimer. Berikut ada kiat agar kita tidak cepat pikun atau pelupa.

1. Beri makan otak
Anda adalah yang Anda makan. Kalau banyak makan junk food, maka otak kita jadi sampah juga. Lemak dalam makanan berkadar lemak tinggi bisa berimbas buruk pada sinaps otak. Sinaps adalah bagian yang menghubungkan neuron otak dan penting untuk belajar serta mengingat. Untuk menyehatkan bagian ini, makan banyak-banyak ikan salmon, buah kiwi dan semua makanan yang mengandung asam lemak omega-3.

2. Lakukan olahraga
Olahraga bisa meningkatkan daya ingat, berpikir lebih jernih dan mengurangi risiko penyakit kognitif. Sebab olahraga akan mengurangi tekanan pada tubuh, memompa energi lebih banyak ke otak. Aktivitas ini juga memicu pelepasan bahan kimia yang menguatkan neuron. Cukup setengah saja setiap hari. Jangan lupa lakukan peregangan otot.

3. Olah otak
Mengisi TTS, main games memori, ternyata juga olah otak yang mencegah kepikunan. Aktivitas ini menstimulasi otak sehingga otak kita terlatih untuk mengingat-ingat selalu alias tidak malas berpikir. Semua itu membuat sistem otak kita selalu siap bekerja kapan saja, tidak mogok.

4. Trik memori
Agak mirip dengan yang di atas, kegiatan ini membiasakan kita mengingat-ingat dan mengontrol daya ingat. Membuat prediksi juga bisa membantu proses daya ingat. Latihan ini berguna sebab kadang saat kita punya suatu ide, kita lupa data-data lain yang bisa mendukung ide tersebut.

5. Istirahatkan
Walau otak kita genius, kalau dipakai terus juga akan lelah. Maka beri istirahat agar kelak bisa bekerja lebih baik lagi. Sebuah studi mengatakan, tidur 90 menit di siang hari bisa membantu kinerja orak.

Diterjemahkan secara bebas dari Livescience.
Foto: Livescience.

Tentang Penulis: Merry Magdalena
Merry Magdalena Merry Magdalena adalah mantan jurnalis desk Teknologi Informasi dan Iptek di Sinar Harapan. Ia sempat memenangkan sejumlah penulisan jurnalistik bidang Iptek, Lingkungan dan TI. Di sela kesibukan sebagai jurnalis, Merry juga masih menekuni hobi menulis buku dan berorganisasi di dunia maya. Bukunya yang sudah terbit "Cyberlaw, Tidak Perlu Takut" ditulis bersama Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, "Situs Gaul Gak Cuma buat Ngibul" (Gramedia Pustaka Utama, Mei 2009), "UU ITE, Don't be The Next Victim" ... Selengkapnya »


* Website Pribadi/Blog: http://merry.netsains.com
* Tulisan di NetSains: 264 Tulisan

bagaimana mengatasi pikun di usia remaja?
Q.

A. Orang yang punya level vitamin D cukup dalam tubuhnya, cenderung akan terhindar dari penyakit pikun atau Alzheimer di masa tua. Selain kadar vitamin D yang cukup, masih harus ditambah lagi dengan aktivitas gerak badan secara teratur.


Demikian hasil riset yang dipaparkan dalam konferensi internasional tentang penyakit Alzheimer di Hawai, Amerika. Alzhemair atau pikun kerap terjadi pada orang yang menginjak usia di atas 60 tahun.


Dalam sebuah studi yang dilakukan di kota Framingham, AS, para peneliti menganalisis kesehatan jantung dan kemampuan kognitif 1.200 orang berusia 70 tahun. Penelitian tersebut dilakukan sejak tahun 1948. Pengukuran latihan fisik telah dilakukan pada tahun 1986-1987.


Setelah lebih dari dua dekade 242 responden mengalami demensia, termasuk 193 kasus Alzheimer.


Mereka yang melakukan olahraga dengan intensitas sedang hingga berat, risiko terkena demensia berkurang hingga 40 persen. Sementara mereka yang melakukan olahraga ringan memiliki risiko lebih besar terkena penyakit tersebut, terutama pada pria.


"Ini merupakan studi dengan skala besar dan periode lama. Kesimpulannya, melakukan olahraga, minimal dalam intensitas menengah, efektif mengurangi risiko pikun," kata Dr Zaldy Tan, dari Brigham and Women's Hospital, Boston.


Pada studi kedua, para peneliti di Britania Raya menganalisis 3.325 orang berusia 65 tahun ke atas yang ikut serta dalam Survey Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional Ke Tiga di Amerika. Penelitian tersebut merujuk pada pengukuran kandungan vitamin D dengan kemampuan kognitif.


Para peneliti mengambil contoh sampel darah responden lalu dibandingkan dengan fungsi kognitif yang meliputi tes memori, orientasi ruang dan waktu, serta kemampuan pemusatan perhatian. Bagi mereka yang memiliki nilai di bawah 10 persen digolongkan menderita gangguan kognitif.


Mereka yang mengalami defisiensi vitamin D, beresiko 42 persen lebih tinggi terkena demensia dan mereka yang kekurangan vitamin D akut, risikonya 394 persen lebih tinggi.


"Tampaknya kemungkinan kenaikan tingkat kerusakan kognitif diasumsikan pada kurangnya vitamin D, konsisten dengan temuan penelitian Eropa sebelumnya," kata David Llewellyn, dari University of Exeter Peninsula Medical School.


Secara alami, kulit akan memproduksi vitamin D saat terkena sinar matahari. Namun, sebagian besar orang dewasa di Amerika kekurangan vitamin D karena kulit kurang produktif dalam memproduksi vitamin D akibat penuaan dan matahari yang terbatas sepanjang tahun.


Bila kebutuhan vitamin D tidak terpenuhi dari makanan dan minuman, disarankan untuk mengkonsumsi suplemen vitamin D yang tersedia di pasaran. "Suplemen Vitamin D telah terbukti menjadi cara yang aman, murah dan efektif untuk mengobati kekurangan kekurangan vitamin D," kata Llewellyn.

apakah tuhan mulai pikun?
Q. lihatlah sekitar kita. semakin banyak tukang2 becak susah mencari penumpang, kondektur bus susah cari setoran, banyak pabrik2 pada bangkrut, sarjana2 pada nganggur, anak-anak balita kekurangan gizi,dll. yang sedikit banyak membuat kita kasian pada mereka.

apakah ini berarti tuhan sudah mulai pikun & renta yah... sehingga gak mampu lagi memberi nafkah pada hamba2nya yang menderita. ato barangkali perlu diganti tuhan yang baru dalam peradaban manusia ini? sosok tuhan yang lebih sakti dari allah. yaitu tuhan yang mampu mensejahterakan seluruh umat manusia.

A. hahaha...
kalau mengikuti definisi kebanyakan orang
tentang Tuhan, yaitu Tuhan yang suka marah,
Tuhan yang suka mengadili, Tuhan yang suka menghukum,
Tuhan yang suka memberi cobaan, Tuhan yang perlu dibela,
Tuhan yang terbatas menurut ayat kitab suci,
Tuhan yang terkadang cemburu,
terkadang marah karena orang membuat patung tentang diriNya (mungkin ga mirip kalik ya?)
hahahahha...
pasti ada juga Tuhan yang bisa pikun...


Benar...
definisi itu perlu diperbaiki..
pengertian itu perlu diganti...
biar ga ada yang pikun lagi...

Walau tidak tepat benar,
sebenarnya kita ini adalah bagian dari Tuhan,
kita punya kebebasan yang tinggi
untuk mencipta dan berbuat.
Kita milih hidup dalam dunia sebab akibat,
dalam alam karma pala,
dalam dimensi fisika aksi dan reaksi,
dalam hukum pahala dan siksa,
dalam hukum tabur dan menuai
maka terjadilah semua itu.

Kalau saja,
orang-orang sudah tak punya definisi lagi
tentang Tuhan,
orang-orang sudah benar-benar berserah
kepada yang disebut Tuhan,
orang-orang sudah benar-benar
mengenal dan menyadari Tuhan..
....
pastilah gak ada Tuhan yang pikun lagi,
karena mereka menyatu dengan Tuhan.

Kecuali,
hahahaha
kalau mereka sendiri juga pikurn..

semoga ga pikun ya?
salam hangat




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment