Thursday, May 29, 2014

bagaimana mendeteksi kecerdasan anak sejak dini?

Q.

A. Salam Bu Naning..


"tidak ada satupun anak di dunia ini yang terlahir bodoh, lebih tepatnya mereka di paksa untuk bodoh",Adi W Gunawan


Pertanyaan Ibu sangat mudah dijawab....
Kecerdasan anak tidak perlu dideteksi, karena tiap anak didunia ini terlahir dengan kondisi kecerdasan yang sama....
kita terlahir genius
namun dengan perjalanan waktu, kecerdasan mereka akan dibatasi oleh lingkungan...
sehingga tingkat kecerdasan anak bukan tergantung dari bakat anak tersebut lahir, namun lebih tepatnya ditentukan oleh lingkungan sekitarnya....

saya akan berikan gambaran tentang belief(kepercayaan) mengenai Kecerdasan
-Orang yang percaya bahwa Kecerdasan adalah bakat yang berbeda pada tiap anak, dalam mendidik anak, cenderung melihat semua masalah dari sisi anak, saat anak mereka prestasi jelek, mereka akan melihat masalahnya dari sisi anak, ada yang tidak beres dengan anak, anak bodoh, otak udang, dll...
-orang yang percaya bahwa kecerdasan bukanlah bakat namun ditentukan oleh bagaimana cara mereka mengasuh, akan melihat semua masalah dari sudut pandang cara asuh mereka... sehingga mereka akan lebih hati hati dalam mendidik anak.....

jadi yang manakan pola pemikiran ibu???

semoga bermanfaat

salam

Apa hubungannya sidik jari sama kecerdasan anak?
Q. Aku liat iklan di TV soal tes sidik jari buat ngeliat kemampuan otak anak. Sebenernya doeloe juga udah pernah denger sih, tapi koq berasa kayak palmistry gitu ya kesannya~

Emangnya bener tuh? Ilmiah nggak?
Trus gimana cara ngeliatnya? Mksudq, koq bisa sidik jari yg melengkung kyk gini brarti bakatnya ini, sidik jari yg melingkar brarti bakatnya ini? Kira2 akurasinya berapa persen ya? hmm~

Makasih bantuannya... :)

A. Berangkat dari Metode Ilmiah yang selalu ingin tahu dan berusaha mencari tahu jawabannya. Dan didapatlah bahwa "Sidik Jari Ikut Menentukan Kecerdasan Anak". Entah untuk mencari sensasi atau kenyataan, karena antara keduanya hampir tidak dinding pemisahnya alias tidak jelas.
Biasanya, pengetahuan berangkat dari hal-hal yang sepertinya tidak mungkin. Dan lama kelamaan, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, akan semakin jelas BENAR dan TIDAKnya.
Semuanya kembali kepada Anda. Hanya saja, jangan lupa, mainkan / manfaatkan / gunakan logika berfikir kita, "masuk akalkah kalau goresan / lingkaran sidik jari tersebut menentukan kecerdasan anak?".
Berdasarkan penelitian, sidik jari merupakan identitas si pemiliknya. Bahkan, dari sidik jari bisa dilukis wajah sipemiliknya.
Tentang hubungannya dengan kecerdasan, secara pribadi (terus terang), saya masih sangat meragukan karena kecerdasaran bisa diasah atau ditingkatkan, apakah hal ini juga berarti bahwa sidik jari juga akan berubah? Ga mungkin bukan?
Kalau benar, hal ini akan menggugurkan teori yang lama dimana sidik jari dijadikan sebagai identitas pemiliknya, yang hingga kini masih OK punya.

adakah kekerasan terhadap anak pada kecerdasan dan pola pikirnya?
Q. bila terlanjur terjadi bagaimana kiat menanggulanginya?

A. hai ...

mnurut aq, kekerasan pada anak dgn tujuan apapun akan menghambat pertumbuhan jiwa serta kreatifitasnya,

mungkin ada sebagian orang tua yg beranggapan bahwa mendidik anak dgn metode kekerasan akan membuat anak patuh pada "TUJUAN" orang tua demi membuat si anak pintar,
akan tetapi kita lupa bahwa akhirnya nanti si anak akan terpola cara berpikirnya bahwa hanya dgn DIKTE orang tualah dia bisa melakukan atau tidak melakukan sesuatu, dia tidak lagi berupaya utk memberdayakan kreatifitasnya,

si anak juga akan terbiasa menganggap bahwa apa yg diperintahkan orangtuanya adalah MUTLAK BENAR, yg berarti otak dan kreatifitasnya serta daya kritisnya tidak lagi merespon dlm suasana yg sedang dalam masa pertumbuhan,

yg juga tidak kalah penting, pada pola pikirnya akan terbentuk juga sesuatu yg HARUS DITIRU dari orang tuanya, yaitu MELAKUKAN KEKERASAN,
ini khan sangat membahayakan masa depan si anak, membahayakan proses pembentukan akhlak dan karakternya,

jadi sangat keliru cara mendidik anak dengan kekerasan, bagaimanapun yg namanya kekerasan adalah menganiaya, apakah kita rela menganiaya pertumbuhan jiwa dan kreatifitas anak kita ?

biarkan kita sebagai orangtuanya dlm proses mendidiknya sebagai pengawas dan pembimbing, agar kreatifitasnya berkembang dan berimprovisasi,

bila sdh terlanjur melakukan kekerasan selama ini, ada baiknya utk merubahnya dgn perlahan, mulailah dengan sesekali memujinya, memberinya hadiah dan secara berkala membawanya ke tempat hiburan yg segar, yg memungkinkan juga memiliki sarana mendidik yg menuntut kreatifitas,

hindarkanlah cara memarahi yg sangat keras saat dia melakukan kesalahan, akan tetapi berikan penjelasan serta pengarahan utk memberitahunya mana yg boleh dan mana yg tidak boleh, mana yang baik dan mana yg tidak baik,

hati - hati lho, cara mendidik dgn kekerasan sama saja dgn menumbuhkan bibit - bibit sadisme pada anak kita, anda tdk mau khan ?

semoga penjelasan sederhana ini bisa bermanfaat





"thanx"

Pada anak usia berapa tahunkah cara paling efektif mengajarkan anak u/ sikat gigi?dan bgmn caranya?
Q. Anak saya berusia 25 bulan, gigi susu bagian depan sudah patah 1/2 secara horizontal, akan tetapi ada sedikit bagian gigi yang masih "menyangkut" di gusi sehingga mengakibatkan rasa ngilu apabila dipakai u/ mengunyah/menggigit sehingga dia tidak mau makan dan tidak mau lagi menggosok giginya :(

A. Kecerdasan tiap anak berbeda-beda, namum mengajarkan menyikat gigi sebaiknya waktu anak sudah dapat diberi pengertian mangenai kesehatan gigi dan dapat memegang sikat gigi.

Untuk gigi yang patah, sebaiknya dibawa ke dokter gigi untuk dibersihkan dan ditambal. Karena kalau dicabut sebelum waktunya, menyebabkkan pertumuhan gigi permanennya menjadi kurang rapi.

Semoga bermanfaat.

bagaimana cara untuk mengetahui tingkat kecerdasan anak saya yang berusia 2 tahun?
Q.

A. coba aja anda cari pada situs2 atau buku-buku parenting step2 perkembangan anak sesuai umur, kalau anak anda sudah menunjukkan perkembangan yang sesuai berarti tidak ada masalah dengan kecerdasan anak anda.




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment