Tuesday, May 27, 2014

bagaimana gejala dari kanker rahim?

Q.

A. Kanker serviks merupakan "Pembunuh" Pertama Wanita Indonesia. Kanker serviks terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker.
Setiap wanita yang pernah melakukan hubungan seksual mempunyai resiko terhadap kanker leher rahim. Memiliki pasangan seksual yang berganti-ganti atau memulai aktifitas seksual pada usia yang sangat muda juga memperbesar resiko kemungkinan mendapat kanker leher rahim.

Apa yang harus anda lakukan untuk menghindari kanker leher rahim ?

Yang pertama, jika anda pernah melakukan hubungan seksual anda harus melakukan Pap smear test secara teratur setiap dua tahun dan ini dilakukan sampai anda berusia 70 tahun. Pada beberapa kasus mungkin dokter menyarankan untuk melakukan Pap smear test lebih sering.

Hal yang ke dua adalah melaporkan adanya gejala-gejala yang tidak normal seperti adanya perdarahan, terutama setelah coitus (senggama), keputihan bercampur darah dan berbau, nyeri panggul atau tidak bisa buang air kecil.

Hal yang ke tiga adalah tidak merokok. Data statistik melaporkan bahwa resiko terserang kanker leher rahim akan menjadi lebih tinggi jika wanita merokok.

Hal yang ke empat adalah dengan menggunakan pembalut yang berkualitas, yaitu pembalut yang tidak mengandung zat pemutih, zat dioksin dan zat-zat kimia lainnya, serta terbuat dari 100% kapas. Dan WHO menyatakan zat dioksin ini dapat menyebabkan kanker

Kanker Rahim?
Q. Tolong dong, aku pengen tau tentang kanker rahim, kanker mulut rahim, dan kanker saluran rahim
aku mau tau semuanya tentang gejala-gejala awal nya, sebab nya apa, dan cara mengobatinya.
buat teman-teman yang tau tentang hal ini please tolong aku ya
thank's

A. KIAT MENCEGAH KANKER RAHIM

Banyak cara, misalnya, tak terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptik, apalagi tanpa indikasi dan saran dokter. Jangan pula menaburkan talk di vagina. Bisa juga dengan diet rendah lemak. Waduh! Kengerianlah yang langsung terbayang begitu mendengar kata kanker rahim. Kita tahu penyakit ganas ini menduduki peringkat atas sebagai pembawa kematian. Tapi, tak perlu khawatir bila sejak awal kita sudah melakukan pencegahan. Karena justru, menurut dr. Nasdaldy, SpOG, , pencegahan menjadi bagian terpenting dari risiko kanker. "Caranya dengan mencegah terpaparnya substansi yang menyebabkan risiko terjadinya kanker tersebut," tandasnya. Yang terjadi di sini justru sebaliknya, masih banyak wanita yang enggan memeriksakan diri ke dokter kandungan, kendati sudah memiliki berbagai keluhan. Padahal, jika dibiarkan kanker akan semakin mengganas !
Jadi, yuk, kita ikuti sejumlah kiat mencegah kanker rahim yan g dipaparkan ahli kebidanan dan kandungan dari RS Kanker Darmais, Jakarta ini.

1. JAUHI ROKOK

Ini peringatan paling penting buat wanita perokok. Kecuali mengakibatkan penyakit pada paru-paru dan jantung, kandungan nikotin dalam rokok pun bisa mengakibatkan kanker serviks (leher rahim), lho. "Nikotin, kan, mempe! rmudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru, juga serviks. " Sayangnya tak diketahui pasti seberapa banyak jumlah nikotin dikonsumsi yang bisa menyebabkan kanker serviks. Tapi, mengapa harus ambil risiko, lebih baik tinggalkan segera rokok jika kita ingin terbebas dari kanker.

2. PENCUCIAN VAGINA

Sering, kan, kita melakukan pencucian vagina dengan obat-obatan antiseptik tertentu. Alasannya beragam, entah untuk "kosmetik" atau kesehatan. Padahal, kebiasaan mencuci vagina bisa menimbulkan kanker serviks, baik obat cuci vagina antiseptik maupun deodoran. "Douching atau cuci vagina menyebabkan iritasi di serviks. <S! style="COLOR: navy" PAN Nah, iritasi berlebihan dan terlalu sering akan merangsang terjadinya perubahan sel, yang akhirnya jadi kanker." Jadi, sebaiknya pencucian vagina dengan bahan-bahan kimia tak dilakukan secara rutin. "Kecuali bila ada indikasi, misalnya, infeksi yang memang memerlukan pencucian dengan zat-zat kimia.
Itu pun seharusnya atas saran dokter." Artinya, kita jangan sembarangan membeli obat-obatan pencuci vagina. "Terlebih lagi, pembersih tersebut umumnya akan membunuh kuman-kuman. Termasuk kuman Basillus doderlain di vagina yang memproduksi asam laktat untuk mempertahankan pH vagina." Kita tahu, bila pH enggak seimbang lagi di vagina, maka kuman lain, seperti jamur dan bakteri, bisa punya kesempatan hidup di tempat tersebut. Ini, kan, malah<SP! style="COLOR: navy" AN bisa menimbulkan penyakit-penyakit lain.

3. MENABURI TALK

Yang kerap terjadi lagi, saat daerah vagina gatal atau merah-merah, kita menaburkan talk di sekitarnya. Walah, ternyata itu bahaya. Pemakaian talk pada vagina wanita usia subur bisa memicu terjadi kanker ovarium (indung telur). "Sebab di usia subur berarti sering ovulasi. Padahal b! isa dipastikan saat ovulasi terjadi perlukaan di ovarium. Nah, bila partikel talk masuk akan menempel di atas luka tersebut. Akibatnya, kan, bisa merangsang bagian luka untuk berubah sifat jadi kanker." Karena itu sangat tidak dianjurkan memberi talk di daerah vagina. Karena dikhawatirkan serbuk talk terserap masuk kedalam.
Lama-lama akan bertumpuk dan mengendap menjadi benda asing yang bisa menyebabkan rangsangan sel menjadi kanker.

4. DIET RENDAH LEMAK

Penting diketahui, timbulnya kanker pun berkaitan erat dengan pola makan seseorang. Wanita yang banyak mengkonsumsi lemak akan jauh lebih berisiko terkena kanker endometrium (badan rahim). "Sebab lemak memproduksi hormon estrogen. Sementara endometrium yang sering terpapar hormon estrogen mudah berubah sifat menjadi kanker." Jadi, terang Nasdaldy, untuk mencegah timbulnya kanker endometrium, sebaiknya hindari mengkonsumsi makanan berlemak tinggi. "Makanlah makanan yang sehat dan segar. Jangan lupa untuk menjaga berat badan ideal agar tak terlalu gemuk." Tak heran, bila penderita kanker endometrium banyak terdapat di kota-kota besar negara maju. Sebab, umumnya mereka menganut pola makan tinggi lemak.

5. KEKURANGAN VITAMIN C

Pola hidup mengkonsumsi makanan tinggi lemak pun akan membuat orang tersebut melupakan zat-zat gizi lain, seperti beta karoten, vitamin C, dan asal folat. Padahal, kekurangan ketiga zat gizi ini bisa menyebabkan timbul kanker serviks. "Beta karoten, vi! tamin C, dan asam folat dapat memperbaiki atau memperkuat mukosa diserviks. Nah, jika kekurangan zat-zat gizi tersebut akan mempermudah rangsangan sel-sel mukosa tadi menjadi kanker."
Beta karoten banyak terdapat dalam wortel, vitamin C terdapat dalam buah-buahan berwarna oranye, sedangkan asam folat terdapat dalam makanan hasil laut.

6. HUBUNGAN SEKS TERLALU DINI

Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari ia sudah menstruasi atau belum, lo. Tapi juga bergantung pada kematangan sel-sel mukosa; yang terdapat diselaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita tersebut berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja; paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun.
Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks si wanita. "Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tak siap menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma." Lain hal bila hubungan seks dilakukan kala usia sudah di atas 20 tahun, dimana sel-sel mukosa tak lagi terlalu rentan terhadap perubahan. Nah, karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. "Sifat sel, kan, selalu berubah setiap saat; mati dan tumbuh lag! i. Karena ada rangsangan, bisa saja sel yang tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga perubahannya tak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker."

7. BERGANTI-GANTI PASANGAN

Bisa juga kanker serviks muncul pada wanita yang berganti-ganti pasangan seks. "Bila berhubungan seks hanya dengan! pasangannya, dan pasangannya pun tak melakukan hubungan seks dengan orang lain, maka tidak akan mengakibatkan kanker serviks." Bila berganti-ganti pasangan, hal ini terkait dengan kemungkinan
tertularnya penyakit kelamin, salah satunya Human Papilloma Virus (HPV). "Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak. Nah, bila terlalu banyak dan tidak sesuai dengan kebutuhan, tentu akan menjadi kanker."

8. TERLAMBAT MENIKAH

Sebaliknya wanita yang tidak atau terlambat menikah pun bisa berisiko terkena kanker ovarium dan kanker endometrium. Sebab, golongan wanita ini akan terus-menerus mengalami ovulasi tanpa jeda. "Jadi, rangsangan terhadap endometrium pun terjadi terus-menerus. Akibatnya bisa membuat sel-sel di endometrium
berubah sifat jadi kanker."

Risiko yang sama pun akan dihadapi wanita menikah yang tidak mau punya anak. Karena ia pun akan mengalami ovulasi terus-menerus. "Bila haid pertama terjadi di bawah usia 12 tahun, maka paparan ovulasinya berarti akan semakin panjang. Jadi, kemungkinan terkenakanker ovarium akan semakin besar."
Nah,salah satu upaya pencegahannya tentu dengan menikah ! dan hamil. Atau bisa juga dilakukan dengan mengkonsumsi pil KB.
Sebab penggunaan pil KB akan mempersempit peluang terjadinya ovulasi. "Bila sejak usia 15 tahun hingga 45 tahun dia terus menerus ovulasi, lantas 10 tahun ia ber-KB, maka masa ovulasinya lebih pendek dibandingkan terus-menerus, kan?" Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pil KB sebagai alat kontrasepsi
dapat menurunkan kejadian kanker ovarium sampai 50 ! persen.
9. PENGGUNAAN ESTROGEN

Risiko yang sama akan terjadi pada wanita yang terlambat menopause. "Karena rangsangan terhadap endometrium akan lebih lama, sehingga endometriumnya akan lebih sering terpapar ! estrogen. Jadi, sangat memungkinkan terjadi kanker." Tak heran bila wanita yang memakai estrogen tak terkontrol sangat memungkinkan terkena kanker. "Umumnya wanita yang telah menopause di negara maju menggunakan estrogen untuk mencegah osteroporosis dan serangan jantung." Namun, pemakaiannya sangat berisiko karena estrogen merangsang semakin menebalnya dind! ing endometrium dan merangsang sel-sel endometrium sehingga berubah sifat menjadi kanker. "Jadi, sebaiknya penggunaan hormon estrogen harus atas pengawasan dokter agar sekaligus juga diberikan zat antinya, sehingga tidak berkembang jadi kanker."
Nah, banyak hal ternyata yang bisa dilakukan agar tak "mengundang" kanker datang ke tubuh kita. Tentu saja kita bisa memulainya dari hal-hal kecil. Jangan tunda sampai esok!

Indah Mulatsih . Ilustrasi:Pugoeh ! (nakita)


MENGENAL JENIS KANKER

Cukup banyak jenis kanker rahim. Tapi, jelas Nasdaldy ada tiga jenis yang paling banyak menyerang wanita; kanker serviks (leher rahim), kanker ovarium (indung telur), dan kanker endometrium (badan rahim).


1. KANKER SERVIKS
</! B
* Gejala Terdapat keputihan berlebihan, berbau busuk, dan tidak sembuh-sembuh.
Memang, tak semua keputihan pertanda ada kanker. Sebab, keputihan pun bisa karena ada rangsangan lain. "Karena itu, kalau timbul keputihan abnormal sebaiknya periksa ke dokter, apakah itu kanker atau bukan." Gejala lain, terdapat perdar! ahan di luar siklus haid. "Terutama perdarahan setelah berhubungan intim." Untuk memastikannya harus diperiksa dokter, karena perdarahan bisa juga terjadi akibat gangguan keseimbangan hormon. Bila kanker sudah mencapai stadium 3 k

apa gejala kanker rahim dan bagaimana cara pencegahan nya?
Q.

A. Gejala kanker rahim atau kanker serviks:

1. Pada tingkat dini, kanker leher rahim seringkali tidak menunjukan gejala atau tanda yang khas. Sehingga sukar dikenali dengan cara biasa.
2. Keputihan, pendarahan sesudah senggama di curigai sebagai gejalanya. Walaupun tidak selalu, hal tersebut juga merupakan gejala pada polip leher rahim atau radang leher rahim.
3. Gejala kanker leher rahim pada tingkat lanjut seringkali menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
1. Haid tidak normal
2. Pendarahan tidak pada masa haid
3. Pendarahan pada masa monopouse
4. Keputihan atau keluar cairan encer putih kekunigan terkadang bercampur darah


Cara pencegahannya:

1. Waspadai gejalanya. Segera hubungi dokter kalau terdapat gejala-gejala yang tidak normal seperti pendarahan, terutama setelah aktivitas seksual.

2. Pemeriksaan teratur. Lakukan tes pap smear setiap tahun. Ini dilakukan sampai berusia 70 tahun.

3. Jangan merokok karena dapat merangsang timbulnya sel-sel kanker melalui nikotin dikandung dalam darah Anda. Risiko wanita perokok 4-13 kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok. Diperkirakan nikotin memberikan efek toksik pada sel epitel, sehingga memudahkan masuknya mutagen virus.

4. Hindarkan kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun deodoran karena akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker.

Sebagai informasi, faktor resiko kanker leher rahim semakin meningkat pada wanita yang:
1. Melakukan hubungan sex di usia muda < 20 tahun.
2. Berganti-ganti pasangan sex.
3. Melakukan hubungan sex dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan.
4. Merokok atau terpaparnya asap rokok ( perokok pasif ).
5. Kurang menjaga kebersihan kelamin.

Penyebab kanker leher rahim belum diketahui secara pasti. Kurang lebih 90 % diduga penyebabnya adalah Virus papiloma Manusia ( HPV ).

Tolong sarannya tentang kanker rahim ?!?
Q. Pacarku divonis kanker leher rahim, sy sgt cinta dgnnya dan sgt takut kehilangan dy, mohon bantuan teman2, apakah ada cara mengatasi penyakit ini??

A. Metode pengobatan kanker rahim:

1. Pembedahan (histerektomi: pengangkatan rahim)
Semua yang terkena sel2 kanker harus diangkat: baik itu kedua tuba falopi, ovarium, maupun di dalam kelenjar getah bening. Endometrium (lapisan rahim) juga perlu diperhatikan, sudah sampai kesana atau belum. Kalo sudah, pemeriksaan lebih mendalam.
catatan: pengobatan yg satu ini mengakibatkan tidak bisa menstruasi ataupun hamil lagi. karna rahim sudah diangkat.

2. Penyinaran (radiasi untuk membunuh sel2 kanker)
Penyinaran ini lebih bersifat pengobatan lokal. Sel2 kanker saja yang dibunuhnya. Digunakan untuk memperkecil kanker sebelum pembedahan, atau pun sesudah pembedahan, gunanya untuk membersihkan sisa sel kanker yang tertinggal.
Jenis terapi penyinaran/ radiasi ini ada 2:
*Radiasi dari luar: menggunakan mesin radiasi dimana sinar diarahkan ke daerah tumor. Biasanya pasien tidak harus di RS karna penyinaran dilakukan 5 kali seminggu. Zat radioaktif tidak ada yg dimasukkan ke tubuh pasien.
*Radiasi dari dalam: Pada tubuh pasien (vagina) dimasukkan zat radioaktif lewat selang. Nah dalam pengobatan radiasi dari dalam ini, penderita harus nginap di RS, soalnya zat radioaktif tadi harus dibiarkan selama beberapa hari.

3. Kemoterapi: Terapi ini menggunakan zat yg mencegah sel kanker menggunakan hormon. Jadi sel kankernya gak berkembang. Tapi sebelum itu pasien harus menjalani tes reseptor hormonal.Biasanya digunakan pil progesteron.
Kemoterapi dijalani oleh pasien yang:
* Tidak memungkin kan menjalani operasi bedah atau penyinaran
* Kankernya telah menyebar ke paru2 dan organ tubuh lainnya.
* Kanker rahim mulai kambuh lagi.

Bila terapi hormonal tidak bisa menyembuhkan, dipakailah obat kemoterapi yg lain, yaitu siklofosfamid, doksorubisin dan sisplastin.

Yakin deh, pasti sembuh.. Makanya cepat ke dokter ya.. :)

apa ciri-ciri kanker rahim?
Q.

A. Kuberi jawaban, tapi janji ya? kasih bintang dong ???

Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker. Selama jeda tersebut, pengobatan yang tepat akan segera dapat menghentikan sel-sel yang abnormal tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker.

Kanker serviks atau kanker mulut rahim adalah kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Kanker serviks adalah jenis kanker yang paling sering dijumpai pada wanita setelah kanker payudara dan dapat menyebabkan kematian. Angka kejadiannya sekitar 74% dibandingkan kanker ginekologi lainnya. Data WHO tahun 2003 menyebutkan bahwa sekitar 500.000 wanita setiap tahunnya didiagnosa menderita kanker serviks, dan hampir 60% diantaranya meninggal dunia. Di Indonesia diperkirakan terjadi sekitar 40 kasus baru per harinya dan 50% diantaranya meninggal karena penyakit tersebut. Secara epidemiologi, kanker serviks cenderung timbul pada kelompok usia 33-55 tahun, tetapi dapat juga timbul pada usia yang lebih muda.

Apa penyebab kanker serviks? Penyebab kanker serviks adalah virus HPV (human papilloma virus). Virus ini adalah sejenis virus yang menyerang manusia. Tipe virus ini banyak (lebih dari 100 tipe) dan sebagian besar tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya (self limiting). Infeksi HPV paling sering terjadi pada kelompok usia 18-28 tahun.

Apa itu infeksi HPV dan bagaimana bisa menyebabkan kanker? Virus yang menginfeksi pada saat pertama kali tidak langsung muncul sebagai tumor/kanker. Infeksi pertama akan berkembang kearah kanker serviks tergantung dari jenis/tipe HPVnya, tipe resiko rendah atau resiko tinggi, yang akan menimbulkan kelainan lesi pra kanker. Lesi pada tipe resiko rendah (tipe 6 dan 11) hampir tidak beresiko menjadi kanker dan hanya menimbulkan kelainan yang disebut genital wart ( kutil pada kelamin). Pada infeksi HPV, lesi prakanker dapat regresi (sembuh sendiri karena system kekebalan tubuh alamiah), menetap atau progresif. Sebagian besar dapat regresi dalam waktu 1-2 tahun. Akan tetapi lesi yang menetap karena infeksi HPV resiko tinggi (tipe 16 dan 18) akan cenderung berkembang menjadi kanker (progresif) dalam waktu cepat ataupun lambat. Infeksi ini akan menyebabkan perubahan pada sel-sel serviks sehingga sel abnormal tumbuh lebih cepat tanpa terkontrol dan membentuk benjolan tumor.




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment