Sunday, May 18, 2014

Ttg aids atau hiv..?

Q. Mm..
Penyakit HIV ato AIDS bsa b'ciri2 skit prut yg bgitu pnjng gag??
Abz aQuwh tkut t'kna..
Mzkipun aQuwh gag p'nah b'hubungan sex scra lgsng..

A. Apakah Tes HIV Itu?

Tes HIV memberi tahu kita apakah kita terinfeksi HIV, virus penyebab AIDS. Tes ini mencari antibodi terhadap HIV. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh untuk menyerang kuman tertentu.

Ada tes lain terkait HIV, yang dipakai setelah kita mengetahui dirinya terinfeksi HIV. Tes ini mengukur jumlah virus dalam aliran darah kita (tes viral load, lihat Lembaran Informasi (LI) 125), dan tingkat kerusakan pada sistem kekebalan tubuh kita (tes CD4, lihat LI 124).

Apakah Proses Tes HIV?

Untuk tes HIV, contoh darah kita diambil dengan jarum suntik. Contoh darah ini dikirim ke laboratorium untuk dites. Jika tes pertama positif (atau kadand disebut âreaktifâ), hal ini menunjukkan kemungkinan kita terinfeksi HIV, tetapi dua tes lagi dilaksanakan dengan cara berbeda untuk meyakinkan hasilnya benar. Ini biasa diurus oleh tempat tes tanpa kita diketahui. Kadang laboratorium juga melaporkan angka non-reaktif (mis. non-reaktif, 0,34). Angka ini tidak ada relevansi dan dapat diabaikan.

Sebelum darah diambil, kita wajib diberi konseling oleh seorang konselor yang terlatih. Di antara yang lain, konseling ini akan memberi informasi dasar tentang HIV dan AIDS, manfaat dan kerugian kita mengetahui apakah kita terinfeksi, dan bagaimana kita akan bereaksi jika nanti hasilnya positif. Setelah itu, kita diminta menyetujui sebelum darah diambil. Kita juga wajib diberi konseling lagi oleh konselor yang sama saat hasilnya sudah ada. Hasilnya hanya boleh diberikan pada kita, dan tidak boleh diberikan pada orang lain tanpa persetujuan kita. Tempat melaksanakan tes bertanggung jawab untuk meyakinkan kerahasiaan nama kita dan hasil tes (lihat LI 813).

Namun, jika kita di bawah umur, orang tua atau wali kita boleh mewakili kita. Sayangnya, di Indonesia, tidak jelas usia berapa sebenarnya âdi bawah umurâ.

Hasil tes tidak wajib dilaporkan ke pemerintah. Ada beberapa tempat tes yang tidak mewajibkan kita memberi nama atau identifikasi. Ini disebut tes tanpa nama atau anonim.

Bagaimana Kita Dapat Dites?

Di Jakarta ada beberapa tempat tes, termasuk yang anonim. Yang ingin tahu alamatnya dapat menghubungi Yayasan Spiritia dengan nomor telepon di bawah atau POKDISUS AIDS FKUI/RSCM dengan nomor telepon: (021) 390-5250. Hasilnya biasa siap diambil setelah sekitar dua minggu.

Di kota lain, coba hubungi LSM AIDS atau Komisi Penanggulangan AIDS Daerah.

Tes sering ditawarkan gratis, tetapi biasa harganya tidak lebih dari Rp 50.000.

Kapan Sebaiknya Kita Dites?

Jika kita menjadi terinfeksi HIV, biasanya sistem kekebalan tubuh baru membentuk antibodi setelah tiga minggu hingga tiga bulan. Ini disebut masa jendela. Jadi, jika kita merasa kita terpajan, atau melaksanakan perilaku berisiko tertular HIV, kita sebaiknya menunggu tiga bulan sebelum kita dites. Kita juga dapat langsung tes, dan mengulangi tes setelah tiga bulan. Selama masa jendela ini, tes antibodi akan menunjukkan hasil negatif (kadang disebut ânon-reaktifâ), tetapi walaupun begitu, jika kita sudah terinfeksi kita dapat menularkan orang lain.

Apakah Ada Macam Tes yang Bekerja Lebih Cepat?

Tes viral load mencari potongan genetik HIV. Bibit ini terbentuk sebelum sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi. Tes viral load tidak biasa dipakai untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi, karena tes tersebut jauh lebih mahal dibandingkan tes antibodi. Selain itu, tingkat hasil yang salah sedikit lebih tinggi.

Apa Artinya Jika Kita Positif?

Hasil positif atau reaktif berarti kita mempunyai antibodi terhadap HIV, dan itu berarti kita terinfeksi HIV. Kita seharusnya menerima hasil tes dari konselor, yang akan mengetahui kita apa maksudnya pada kehidupan kita, dan bagaimana kita dapat memperoleh layanan dan dukungan kesehatan dan emosional.

Hasil positif bukan berarti kita AIDS (lihat LI 101 untuk informasi lebih lanjut). Banyak orang yang positif tetap sehat untuk beberapa tahun, dan sering tidak langsung perlu dipakai obat apa pun.

Jika hasil tes kita negatif dan kita tidak terpajan HIV selama tiga bulan atau lebih, maka kita tidak terinfeksi HIV. Sebaiknya kita tetap melindungi diri dari infeksi HIV (lihat LI 150).

Apakah Kita Dapat Mempercayai Hasil Tes?

Hasil tes antibodi untuk HIV adalah benar untuk lebih dari 99,5 persen tes. Sebelum kita diberi hasil positif, tes diulang dua kali sebagai konfirmasi.

Ada dua keadaan khusus yang dapat memberi hasil yang salah:

Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang HIV-positif dapat menunjukkan hasil positif untuk beberapa bulan karena antibodi ibu diarahkan ke bayi yang baru lahir. Walaupun si bayi sebenarnya tidak terinfeksi, dia mempunyai antibodi terhadap HIV dan hasil tes akan positif. Tes lain, misalnya tes viral load, harus dipakai jika hasil yang benar dibutuhkan lebih cepat.

Seperti dibahas di atas, orang yang baru terinfeksi dapat menunjukkan hasil negatif (non-reaktif) jika mereka dites terlalu dini sejak terinfeksi dengan HIV.

Garis Dasar

Tes HIV biasanya mencari antibodi terhadap HIV dalam darah. Sistem kekebalan tubuh kita membuat antibodi ini untuk melawan HIV. Biasanya dibutuhkan tiga minggu hingga tiga bulan untuk membentuk antibodi tersebut. Selama masa jendela ini, tes kita tidak akan menunjukkan hasil positif walaupun kita terinfeksi. Tes HIV biasa juga tidak bekerja untuk bayi yang baru lahir pada ibu yang terinfeksi HIV.

Kita dapat dites di beberapa tempat tanpa kita harus memberi nama kita.

Hasil tes yang positif (reaktif) berarti kita terinfeksi HIV, tetapi tidak berarti kita AIDS. Jika kita memang HIV-positif, sebaiknya kita belajar tentang HIV, dan mempertimbangkan bagaimana kita dapat melindungi kesehatan kita.

http://www.petra.ac.id/science/aids/aids.htm

kapan virus HIV di temukan ?
Q.

A. Istilah HIV telah digunakan sejak 1986 (Coffin et al., 1986) sebagai nama untuk retrovirus yang diusulkan pertama kali sebagai penyebab AIDS oleh Luc Montagnier dari Perancis, yang awalnya menamakannya LAV (lymphadenopathy-associated virus) (Barre-Sinoussi et al., 1983) dan oleh Robert Gallo dari Amerika Serikat, yang awalnya menamakannya HTLV-III (human T lymphotropic virus type III) (Popovic et al., 1984).

TAMBAHAN :
ada cerita mengenai penyakit HIV yang di tulis (buku:" And the Band Played On") dan kemudian difilmkan. kisah yang mengangkat asal muasal HIV dan penyebarannya, beberapa aktifis mencoba meyakinkan pemerintah untuk mengambil tindakan untuk mencegah penyakit ini namun tidak ditanggapi secara positif oleh pemerintah karena penyakit ini dianggap hanya mengindap kaum 'gay'. pemerintah menutup mata akan hal ini hingga suatu hari ada bayi yang mengindap HIV dan setelah di teliti barulah pemerintah menyadari HIV dapat menular melalui transfusi darah namun seperti sudah terlambat HIV telah menyebar. kalimat yang menyeruak dalam issue ini adalah "seandainya pemerintah kala itu tanggap dengan suara aktifis kesehatan yang meneriakkan bahaya HIV maka mungkin saat ini hanya kaum gay saja yang mengindap penyakit HIV"

cuplikan potongan menarik/favorit dari film " And the Band Played On" scene "perdebatan"

Sebenarnya dari mana asal virus HIV?
Q.

A. Sebuah penelitian mengatakan asal muasal virus HIV ditemukan dari simpanse liar di kawasan selatan Kamerun.
Virus itu disebut SIVcpz (Simian Immunodeficiency Virus dari simpanse) diduga menjadi sumber, tapi sejauh ini virus ini hanya ditemukan pada hewan peliharaan.
Namun, sebuah tim peneliti internasional telah mengidentifikasi penghasil alami virus SIVcpz pada hewan yang hidup di alam liar.
Diduga, virus ini menyebar pertama kali pada para pemburu simpanse. Kasus pertama ditemukan di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, pada 1930..
Para ilmuwan yakin, jarangnya ditemukan kasus penyakit ini dan kenyataan bahwa gejala AIDS pada tiap orang berbeda, menunjukkan mengapa baru 50 tahun kemudian virus itu mendapatkan namanya.
Tim yang di dalamnya termasuk tim ahli dari Universitas Nottingham, Montpellier dan Alabama ini, telah bekerja selama sepuluh tahun untuk mencari sumber HIV.
Saat virus SIVcpz hanya ditemukan pada hewan ternak, kemungkinannya adalah ada makhluk hidup lain yang menjadi sumber alami HIV dan SIVcpz.
Test gen
Satu-satunya cara untuk mendeteksi virus SIVcpz adalah dengan test darah. Artinya hanya hewan ternaklah yang bisa digunakan.
Penelitian ini dilakukan bersama para ahli dari proyek perlindungan kawasan selatan Kamerun (PRESICE). PRESICE terlibat dalam meneliti kotoran simpanse yang dikumpulkan dari kawasan hutan terpencil.
Pengumpulan kotoran ini sangat berguna karena Universitas Alabama dapat menentukan sekuen genetik dari virus simpanse ini, yang kemudian dapat dicari dalam sampel kotoran.
Hasil uji coba laboratorium mendeteksi antibodi spesifik SIVcpz dan informasi genetik yang terkait dengan virus yang ditemukan pada 35 persen simpanse di beberapa kelompok.
Semua data yang didapat kemudian dikirim ke Universitas Nottingham untuk dianalisa. Hasil penelitian mengungkap hubungan genetik yang sangat dekat antara sampel dan rantai HIV.
Simpanse di tenggara Kamerun diketahui memiliki virus yang sangat mirip dengan virus HIV yang kini tersebar di seluruh dunia itu.
Para ilmuwan mengatakan, selainmengungkap misteri tentang asal virus itu, temuan ini membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut.
Namun, virus SIVcpz belum menyebabkan penyakit-penyakit yang disebabkan AIDS pada simpanse. Sehingga para ilmuwan tengah mengungkap mengapa hewan-hewan ini tak menderita gejala-gejala AIDS seperti dialami manusia, yang secara genetis sangat serupa.
Hubungan dekat
Profesor Ilmu genetik dari Universitas Nottingham Paul Sharp mengatakan: "Nampaknya lompatan antara simpanse dan manusia terjadi di Kamerun dan kemudian virus itu menyebar ke seluruh dunia."
Hasil penelitian ini menjadi menarik jika semua penemuan soal sejarah dan asal usul HIV dapat digunakan untuk mengembangkan vaksin .
"JIka Anda menganggap HIV muncul sekitar 75 tahun lalu, kemungkinan ada sejumlah virus lagi yang akan membuktikan hubungan lebih dekat dengan virus yang diderita manusia."
Paul mengatakan tim peneliti tengah berupaya untuk memahami perbedaan genetik antara virus SIVcpz dan HIV yang berevolusi akibat adanya lompatan spesies.
Keith Alcorn dari Aidsmap mengatakan: "Para peneliti telah menetapkan lokasi spesifik yang diyakini sebagai tempat virus HIV berasal."
"Namun, ada kawasan luas di Afrika Barat dkimana bentuk lain SIVcpz ditemukan dan juga kemungkinan bisa menjangkiti manusia."
Direktur Kebijakan Lembaga Nasional Aids Yusef Azad mengatakan: "Hasil penelitian ini menjadi menarik jika semua penemuan soal sejarah dan asal usul HIV dapat digunakan untuk mengembangkan vaksin HIV."

Pertanyaan seputar HIV/AIDS?
Q. Teman-teman yang baik,

1. Apa bedanya antara HIV dengan AIDS? Apakah orang yang terjangkit virus HIV sudah pasti penderita AIDS? Kalau tidak, apa bedanya?
2. Apakah melalui tes darah dan urine pada umumnya sudah dapat langsung diketahui seseorang terjangkit HIV/AIDS? Apa perlu tes yang lebih spesifik?

A. HIV adalah kependekan dari nama virus penyebab sakit AIDS !
H.I.V. = Human Immunodeficiency Virus. (nama virus)
A.I.D.S. = Acquired Imunno Deficiency Syndrome. (nama penyakit)

Orang yang terinfeksi virus HIV akan menderita penyakit AIDS; tetapi masa inkubasinya lama bisa setahun hingga beberapa tahun baru timbul gejala.

Untuk ketahui seseorang tertular HIV , hanya bisa terdeteksi dengan pemeriksaan darahnya ini pun harus dilakukan berulang kali untuk kepastiannya !
Antara lain : HIV linked immuno-sorbent assay (ELISA). untuk skrining - sensitivitas 99% untuk hindari positif palsu kemudian harus dilakukan Test Western Blot., Untuk melihat progres penyakit dilakukan hitungan Limfosit CD4 dan persentasinya. Juga test 'HIV viral load' untuk menilai progres penyakit juga. Pula deteksi adanya antigen p24 menunjukkan adanya replikasi aktif dari virus HIV.

apa sih virus HIV ithu?
Q. apa yang di serangnya?, knpa HIV/AIDS menyerang imun bukan yang lain?, apa sih pemicu HIV/ AIDS?

A. HIV = human immunodeficiency virus) adalah sebuah retrovirus yang menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia - terutama CD4+ T cell dan macrophage, komponen vital dari sistem sistem kekebalan tubuh "tuan rumah" - dan menghancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi dari HIV menyebabkan pengurangan cepat dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan kekurangan imun. HIV merupakan penyebab dasar AIDS.
HIV adalah anggota dari genus lentivirus [1], bagian dari keluarga retroviridae [2] yang ditandai dengan periode latensi yang panjang dan sebuah sampul lipid dari sel-host awal yang mengelilingi sebuah pusat protein/RNA. Dua spesies HIV menginfeksi manusia: HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 adalah yang lebih "virulent" dan lebih mudah menular, dan merupakan sumber dari kebanyakan infeksi HIV di seluruh dunia; HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika barat (Reeves and Doms, 2002). Kedua spesies berawal di Afrika barat dan tengah, melompat dari primata ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal sebagai zoonosis.

HIV-1 telah berevolusi dari sebuah simian immunodeficiency virus (SIVcpz) yang ditemukan dalam subspesies simpanse, Pan troglodyte troglodyte (Gao et al., 1999).HIV-2 melompat spesies dari sebuah strain SIV yang berbeda, ditemukan dalam sooty mangabeys, monyet dunia lama Guinea-Bissau (Reeves and Doms, 2002).

HIV-1 memiliki 3 kelompok atau grup yang telah berhasil diidentifikasi berdasarkan perbedaan pada envelope-nya yaitu M, N, dan O (Thomson dkk, 2002). Kelompok M yang paling besar prevalensinya dan dibagi kedalam 8 subtipe berdasarkan seluruh genomnya, yang masing-masing berbeda secara geografis (Carr dkk, 1998). Subtipe yang paling besar prevalensinya adalah subtipe B (banyak ditemukan di Afrika dan Asia), subtipe A dan D (banyak ditemukan di Afrika), dan C (banyak ditemukan di Afrika dan Asia); subtipe-subtipe ini merupakan bagian dari kelompok M dari HIV-1. Ko-infeksi dengan subtipe yang berrbeda meningkatkan sirkulasi bentuk rekombinan (CRFs).

penularan
HIV menular melalui hubungan kelamin dan hubungan seks oral, atau melalui anus, transfusi darah, penggunaan bersama jarum terkontaminasi melalui injeksi obat dan dalam perawatan kesehatan, dan antara ibu dan bayinya selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui. UNAIDS transmission. Penggunaan pelindung fisik seperti kondom latex dianjurkan untuk mengurangi penularan HIV melalui seks. Belakangan ini, diusulkan bahwa penyunatan dapat mengurangi risiko penyebaran virus HIV [3], tetapi banyak ahli percaya bahwa hal ini masih terlalu awal untuk merekomendasikan penyunatan lelaki dalam rangka mencegah HIV [4].

Pada akhir tahun 2004 diperkirakan antara 36 hingga 44 juta orang yang hidup dengan HIV, 25 juta di antaranya adalah penduduk sub-Sahara Afrika. Perkiraan jumlah orang yang terinfeksi HIV di seluruh dunia pada tahun 2004 adalah antara 4,3 juta hingga 6,4 juta orang. (AIDS epidemic update December 2004).

Wabah ini tidak merata di wilayah-wilayan tertentu karena ada negara-negara yang lebih menderita daripada yang lainnya. Bahkan pada tingkatan negara pun ada perbedaan tingkatan infeksinya pada daerah-daerah yang berlainan. Jumlah orang yang hidup dengan HIV terus meningkat di semua bagian dunia, meskipun telah dilakukan berbagai langkah pencegahan yang ketat.

Sub-Sahara Afrika tetap merupakan daerah yang paling parah terkena HIV di antara kaum perempuan hamil pada usia 15-24 tahun di sejumlah negara di sana. Ini diduga disebabkan oleh banyaknya penyakit kelamin, praktek menoreh tubuh, transfusi darah, dan buruknya tingkat kesehatan dan gizi di sana (Bentwich et al., 1995). Pada tahun 2000, WHO memperkirakan bahwa 25% unit darah yang ditransfusikan di Afrika tidak dites untuk HIV, dan bahwa 10% infeksi HIV di benua itu terjadi lewat darah. [5].

Di Asia, wabah HIV terutama disebabkan oleh para pengguna obat bius lewat jarum suntik, hubungan seks baik antarpria maupun dengan pekerja seks komersial, dan pelanggannya, serta pasangan seks mereka. Pencegahannya masih kurang memadai.




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment