Monday, May 26, 2014

bagaimana jadwal minum OAT penderita TBC paru?

Q. OAT, TBC paru, pengobatan fase intensif dan fase lanjutan

A. Berdasarkan data dari WHO tahun 1993 didapatkan fakta bahwa sepertiga penduduk Bumi telah diserang oleh penyakit TBC. Sekitar 8 juta orang dengan kematian 3 juta orang pertahun. Diperkirakan dalam tahun 2002-2020 akan ada 1 miliar manusia terinfeksi, sekitar 5-10 persen berkembang menjadi penyakit dan 40 persen yang terkena penyakit berakhir dengan kematian.

Kasus TBC di dunia sekitar 40% berada di kawasan Asia. Indonesia menduduki kedudukan ketiga dibawah Cina dan India. Diperkirakan diantara 100.000 penduduk terdapat 100-300 orang yang terinfeksi TBC. TBC di kawasan ini menjadi pembunuh nomor satu, kematian akibat TBC lebih banyak 2-3 kali lipat dari HIV/AIDS yang berada di urutan kedua.



Di Indonesia sendiri berdasarkan data dari RS "Prof Dr Sulianti Saroso" tiap tahun terdapat 583.000 kasus dan 140.000 diantaranya meninggal. Kalau tidak ditangani dengan baik maka dalam tahun berikutnya akan terdapat 5,8 juta orang yang terkena infeksi (dengan asumsi 1 orang dapat menularkan 10 orang)

Dengan data dan fakta seperti diatas sangat wajar bila jaman dahulu orang menyebut sebagai penyakit kutukan dan tidak bisa diobati. Itu karena kurangnya pengetahuan tentang penyakit ini.

Jika kita ingin memenangkan peperangan dengan TBC, kita harus mengetahui musuh kita. Seperti kata Sun Tzu, ahli perang Cina, dalam bukunya Art of War: "Jika kamu mengenal musuhmu dan dirimu, kamu akan memenangkan ribuan pertempuran. Tapi jika kamu tidak mengenal musuhmu dan dirimu maka kamu membahayakan diri sendiri". Mari kita mengenal musuh dan diri kita.


Pengertian TBC (Tubercolusis)
Tubercolusis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tubercolusis. Kuman ini biasanya menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang bagian lain dari tubuh seperti ginjal, tulang, dan otak. Jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan kematian.

TBC menyebar melalui udara dan ditularkan melalui batuk dan bersin. Proses penularan terjadi ketika seorang yang memiliki penyakit tubercolusis aktif batuk atau bersin hingga menyebarkan kuman ke udara. Kuman tersebut terhirup oleh orang yang berada didekatnya dan mengakibatkan orang tersebut terinfeksi kuman TBC.
Karena orang yang terdekat dengan penderita adalah keluarganya, maka orang menyangka penyakit TBC adalah penyakit keturunan.


Kuman-kuman TBC akan menetap di dalam tubuh tanpa membuat sakit. Hal tersebut dinamakan infeksi TBC. Sistem kekebalan tubuh kita menjebak kuman-kuman tersebut, sehingga kita tetap sehat.
Dan ketika kekebalan tubuh kita menurun atau tidak dapat melawan, kuman-kuman tersebut menyerang paru-paru atau organ tubuh yang lain. Hal ini dinamakan penyakit TBC.

Perbedaan Infeksi dan Penyakit TBC
Infeksi TBC (TBC Pasif)

Infeksi TBC (TBC Pasif)
1. Tidak ada gejala-gejala

1. Terdapat gejala-gejala seperti:
- Batuk lebih dari 2 minggu
- Nyeri dada
- Batuk darah
- Dahak bercampur darah
- Badan lemah
- Nafsu makan menurun
- Berat badan turun
- Berkeringat pada malam hari
- Demam
2. Tidak menular ke orang lain

2. Menularkan ke orang lain
3. Hasil tes kulit positif

3. Hasil tes kulit positif
4. Hasil foto XRay dada dan tes dahak normal

4. Hasil foto XRay dada dan tes dahak abnormal


Orang yang terkena TBC Pasif tidak serta merta menjadi sakit, tetapi bila sistem kekebalan tubuh menurun karena berbagai macam sebab, ia akan menjadi penderita TBC aktif.

Untuk itu penderita TBC pasif dianjurkan untuk berobat untuk membunuh kuman TBC.

Kuman TBC hanya dapat dibasmi dengan obat-obatan yang disertai makan makanan bergizi serta pola hidup sehat.


Mycobacterium Tubercolusis
Biang keladi penyakit TBC adalah Mycobacterium Tubercolusis. Bakteri/kuman ini ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882.




Bakteri ini berbentuk batang dan tahan terhadap asam sehingga disebut Basil Tahan Asam (BTA). Bakteri ini cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab.

Bakteri menyebar lewat udara dari orang ke orang melalui batuk, bersin, teriak atau ciuman. TBC tidak menyebar mlewat obyek seperti pakaian, sofa, mainan, peralatan makan.

Bakteri ini sangat lambat pertumbuhannya, mereka memecah diri setiap 16-20 jam. Matinya juga sangat lambat, perlu waktu sedikitnya 6 bulan bagi obat-obatan yang ada untuk membunuh seluruh bakteri.

Jika pengobatannya kurang dari 6 bulan atau si penderita menghentikan pengobatan karena merasa sudah sehat walau belum waktu tersebut, maka bakteri tersebut tidak mati dan akan membuat kambuh kembali penyakit TBC serta kebal terhadap obat yang pertama.

Proses Penularan

Penderita TBC menyebarkan kuman TBC melalui batuk atau bersin

Menjadi penderita penyakit TBC

Kuman menetap di dalam tubuh melalui sistem pernafasan menunggu turunnya sistem kekebalan tubuh (infeksi)

Kuman TB yang masuk melalui pernafasan menetap di alveolus. Infeksi dimulai ketika ia berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di Paru mengakibatkan peradangan di dalam paru, yang disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah 4-6 minggu. Adanya infeksi dibuktikan dengan tes kulit dengan hasil positif.

Perkembangan selanjutnya tergantung dari daya tahan tubuh. Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh dapat menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persiter atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita Tuberkolusis. Masa inkubasi diperkirakan sekitar 6 bulan.

Tes Kulit TBC (Tes Mantoux)



Tes kulit TBC dilakukan untuk mengetahui apakah kita terinfeksi kuman TBC. Dokter atau petugas kesehatan akan menyuntikkan cairan test yang disebut tuberculin dibawah kulit lengan.

Setelah 2-3 hari di tempat suntikan akan timbul benjolan. Benjolan tersebut akan diukur, jika diameter benjolan lebih dari 10 mm maka hasilnya positif. Positif berarti kita terkena infeksi TBC.


Yang beresiko tinggi terkena TBC

1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.


Orang-orang yang kontak fisik secara dekat dengan penderita
Orang-orang tua
Anak-anak
Pengguna psikotropika
Orang-orang bertaraf hidup rendah dan memiliki akses rendah terhadap fasilitas kesehatan
Pengidap HIV
Orang-orang yang berada di negara yang terkena epidemi TBC
Orang-orang yang sedang sakit dan turun daya tahan kekebalan tubuhnya



Pengobatan TBC

Kuman Tubercolusis hanya dapat dibasmi dengan obat-obatan.
Obat-obatan yang sering digunakan adalah:
- Isoniazid (INH)
- Rifampicin (RIF)
- Pyrazinamide (PZA)
- Ethambutol (EMB)
- Streptomycin (SM)

Untuk menghindari munculnya bakteri TBC yang resisten dan mempercepat pembasmian kuman, biasanya diberikan obat yang terdiri kombinasi 3-4 macam obat ini.



Perawatan

Perawatan bagi TBC aktif dan TBC pasif walaupun menggunakan obat anti tubercolusis (OAT) yang sama namun periode perawatannya berbeda.
Penderita TBC pasif (infeksi TBC) cukup diberi perawatan dalam waktu 6 bulan yang dikenal dengan perawatan pencegahan. Sedangkan penderita TBC aktif (penyakit TBC) memerlukan waktu 6-9 bulan dan isolasi mungkin diperlukan ketika dianggap menular. Perawatan dalam kedua keadaan itu disertai dengan konsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup dan, mengikuti saran-saran dokter.

Karena pengobatan ini memerlukan waktu yang lama dan obat-obatan yang diminum juga banyak, maka faktor kepatuhan penderita minum obat sangat diperlukan untuk mencegah kegagalan terapi atau resistensi. Untuk itu dilakukan strategi penyembuhan TBC jangka pendek dengan pengawasan langsung atau dikenal dengan istilah DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse).
Dalam DOTS ada seseorang yang akan mengawasi serta mengingatkan penderita minum OAT yang disebut dengan Pengawas Minum Obat (PMO). Biasanya PMO ini berasal dari keluarga atau kerabat dekat penderita.
Dengan menggunakan strategi DOTS proses penyembuhan TBC dapat secara cepat dan tepat.

DOTS
DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) adalah strategi penyembuhan TBC jangka pendek dengan pengawasan secara langsung.
Strategi DOTS memberikan angka kesembuhan yang tinggi, bisa mencapai 95%.

Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen, yaitu:
-



-


-


-

-
Adanya komitment politis dari pemerintah untuk bersungguh-sungguh menanggulangi TBC, sehingga dengan adanya peran serta berbagai unsur pemerintah dan masyarakat diharapkan program ini berjalan sukses.

Meningkatkan deteksi dini dan kemampuan diagnosis penyakit TBC di pusat pelayanan kesehatan perifier (Puskesmas)

Pengobatan TBC dengan Obat Anti TBC (OAT) jangka pendek dengan diawasi secara langsung oleh PMO (Pengawas Minum Obat)

Tersedianya OAT yang terjangkau penderita secara konsisten

Pencatatan dan pelaporan penderita TBC

Pencegahan Penyebaran TBC

Yang menjadi sumber penyebaran TBC adalah penderita TBC, hal yang paling efektif adalah mengurangi penderita TBC.
Ada dua cara yang dilakukan pada saat ini dalam mengatasi penyebaran, yaitu terapi dan imunisasi.

Untuk terapi, WHO merekomendasikan strategi DOTS. Dalam hal ini ada tiga tahapan penting, yaitu mendeteksi pasien, melakukan pengobatan dan melakukan pengawasan langsung.

Cara kedua adalah imunisasi. Imunisasi akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC. Vaksin TBC, yang dikenal dengan nama BCG (Bacillus Calmette Guerin) terbuat dari bakteri Mycobacteria Tubercolusis strain BCG. Bakteri ini menyebabkan TBC pada sapi, tapi tidak pada manusia. Vaksin BCG hanya diperlukan sekali seumur hidup. Di Indonesia diberikan kepada balita sebelum berumur dua bulan.

BCG tidak dapat mencegah serangan TBC namun memberikan perlindungan kepada anak pada bagian vital lain seperti otak (meningitis tuberkolusis) yang dapat berakibat buruk pada perkembangan otak anak dan bis

Apakah TBC bisa di sembuhkan?
Q. Saya suspect penderita TBC, dari hasil Rontgen menunjukan adanya bagian dari paru-paru saya yang tertutupi bagian putih. Pertanyaan saya, apakah TBC mungkin disembukan, model perawatan apa yang harus saya jalani untuk kedepannya. Saya mantan perokok, untuk informasi. Terima kasih.

A. Bisa!
Penyakit TBC bisa disembuhkan secara tuntas apabila penderita mengikuti anjuran tenaga kesehatan untuk minum obat secara teratur dan rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan, serta mengkonsumsi makanan yang bergizi cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Pola hidup sehat adalah: dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan hidup kita, rumah harus mendapatkan sinar matahari yang cukup (tidak lembab), dll. Selain itu hindari terkena percikan batuk dari penderita TBC.

Merokok dapat menurunkan daya tahan dari paru-paru, sehingga relatif akan mempermudah terkena TBC.

Bakteri TBC dapat hidup berbulan-bulan walaupun sudah terkena antibiotika (bakteri TBC memiliki daya tahan yang kuat), sehingga pengobatan TBC memerlukan waktu antara 6 sampai 9 bulan. Walaupun gejala penyakit TBC sudah hilang, pengobatan tetap harus dilakukan sampai tuntas, karena bakteri TBC sebenarnya masih berada dalam keadaan aktif dan siap membentuk resistensi terhadap obat. Kombinasi beberapa obat TBC diperlukan karena untuk menghadapi kuman TBC yang berada dalam berbagai stadium dan fase pertumbuhan yang cepat.

Orang yang telah sembuh dari penyakit TBC dapat terjangkit kembali, karena walaupun sudah sembuh dari penyakit, namun tidak ada kekebalan seumur hidup. Jadi bila telah sembuh dari penyakit TBC kemudian tertular kembali oleh kuman TBC, maka orang tersebut dapat terjangkit kembali.

Semoga informasi ini membantu ^_^

Penyakit TBC yang langka...?
Q. Ternyata kuman TBC tidak hanya di paru2, tetapi juga dapat bersarang dalam rongga pernafasan. ini adalah kasus langka , dimana dari 1000 penderita , 2 diantaranya bersarang di rongga pernafasan.
Penyakit ini masih bisa disembuhkan ? Berapa % tingkatan kesembuhannya?

A. Karena bakteri TBC dapat hidup berbulan-bulan walaupun sudah terkena antibiotika (bakteri TBC memiliki daya tahan yang kuat), sehingga pengobatan TBC memerlukan waktu antara 6 sampai 9 bulan. Walaupun gejala penyakit TBC sudah hilang, pengobatan tetap harus dilakukan sampai tuntas, karena bakteri TBC sebenarnya masih berada dalam keadaan aktif dan siap membentuk resistensi terhadap obat. Kombinasi beberapa obat TBC diperlukan karena untuk menghadapi kuman TBC yang berada dalam berbagai stadium dan fase pertumbuhan yang cepat.
Bagaimana bila penderita TBC tidak mengkonsumsi obat secara teratur?

Hal ini akan menyebabkan tidak tuntasnya penyembuhan, sehingga dikhawatirkan akan timbul resistensi bakteri TBC terhadap antibiotika sehingga pengobatan akan semakin sulit dan mahal.
Bisakah penyakit TBC disembuhkan secara tuntas? Bagaimana caranya?

Penyakit TBC bisa disembuhkan secara tuntas apabila penderita mengikuti anjuran tenaga kesehatan untuk minum obat secara teratur dan rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan, serta mengkonsumsi makanan yang bergizi cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Apakah orang yang telah sembuh dari penyakit TBC dapat terjangkit kembali?

Dapat, karena setelah sembuh dari penyakit TBC tidak ada kekebalan seumur hidup. Jadi bila telah sembuh dari penyakit TBC kemudian tertular kembali oleh kuman TBC, maka orang tersebut dapat terjangkit kembali.

Ada gak perbedaan Paru terluka dan TBC?
Q. Paru yg terluka apakah sama dgn TBC...???
Dan apa kah bs menular...???
Klu batuk dan mengeluarkan darah apakah itu TBC...??? Tp gak sering batuk.
Pingin tau aja...

A. Tbc gak harus sering batuk2. Biasanya yg batuk berdarah itu penyakitnya sdh akut. Tbc ada yg menular n ngak.
Tbc Terjadi krn virus di paru2 yg menyebabkan byknya cairan disana, efeknya dada trasa sesak, bdn trasa lemas, gak nafsu mkn.

tentang tbc paru tolong dong jelaskan?
Q. apa saja sih yang harus di hindari kalo orang mengidap tbc paru?,.
dan gimana sih cara pengobatan yang benar..

A. Pengobatan TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat kontak, tidak menderita TBC) dan II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC (gejala TBC tidak ada, radiologi tidak mendukung dan bakteriologi negatif) memerlukan pencegahan dengan pemberian INH 5â10 mg/kgbb/hari.

1. Pencegahan (profilaksis) primer
Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+).
INH minimal 3 bulan walaupun uji tuberkulin (-).
Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin ulang menjadi (-) atau sumber penularan TB aktif sudah tidak ada.
2. Pencegahan (profilaksis) sekunder
Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala sakit TBC.
Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan.

Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :

* Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
* Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.

Dosis obat antituberkulosis (OAT)
Obat Dosis harian
(mg/kgbb/hari) Dosis 2x/minggu
(mg/kgbb/hari) Dosis 3x/minggu
(mg/kgbb/hari)
INH 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40 (maks. 900 mg)
Rifampisin 10-20 (maks. 600 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-20 (maks. 600 mg)
Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30 (maks. 3 g)
Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25 (maks. 2,5 g)
Streptomisin 15-40 (maks. 1 g) 25-40 (maks. 1,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g)

Sejak 1995, program Pemberantasan Penyakit TBC di Indonesia mengalami perubahan manajemen operasional, disesuaikan dengan strategi global yanng direkomendasikan oleh WHO. Langkah ini dilakukan untuk menindaklanjuti Indonesia â WHO joint Evaluation dan National Tuberkulosis Program in Indonesia pada April 1994. Dalam program ini, prioritas ditujukan pada peningkatan mutu pelayanan dan penggunaan obat yang rasional untuk memutuskan rantai penularan serta mencegah meluasnya resistensi kuman TBC di masyarakat. Program ini dilakukan dengan cara mengawasi pasien dalam menelan obat setiap hari,terutama pada fase awal pengobatan.

Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1996 dan telah diimplementasikan secara meluas dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Sampai dengan tahun 2001, 98% dari populasi penduduk dapat mengakses pelayanan DOTS di puskesmas. Strategi ini diartikan sebagai "pengawasan langsung menelan obat jangka pendek oleh pengawas pengobatan" setiap hari




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment