Saturday, December 29, 2012

Sakit batu Ginjal apa obatnya ya ?

Q. bagi yg punya pengalaman atau solusi untuk batu ginjal yang sudah kronis apa ya mohon bantuannya.

A. Bila membutuhkan obat herbal untuk batu ginjal, silahkan mampir di toko online kami http://www.sartikaherbal.com

Semoga membantu, salam hangat
Sartika Herbal

obat peluruh/penghancur batu ginjal?
Q. tlg donk sp yg tau obat penghancur batu ginjal?trus belinya di mana?please help me.....

A. secara herbal dapat mengkonsumsi rebusan
keji beling = berguna untuk menghancurkan batu ginjal
kumis kucing = berguna untuk membantu kekuatan penghancuran batu
tempuyung = mengikis batu yg sudah hancur menjadi kecil/ pasir agar dapat keluar dari saluran ginjal ke kantung kemih, agar tidak nyangkut atau menimbulkan pendarahan akibat gesekan batu ginjal dengan salurannya.
daun sendok = mendorong keluarnya batu ginjal dari kandung kemih karena sifatnya yg di uretik / peluruh kencing
campurkan keempatnya dan godok dengan api kecil, minum terus dan dpat dilihat hasilnya dengan menampung air seni didalam sebuah wadah / gelas ( keruh )
belinya di toko herbal/ dipasar tradisionil
selamat mencoba

Ciri orang yang terkena batu ginjal dan liver?
Q. Tolong bantuannya, apa ciri-ciri orang yang terkena penyakit batu ginjal?ciri-cirinya apa saja, trus untuk orang yang terkena penyakit liver, tanda-tanda apa saja bahwa orang itu akan terkena (tanda-tanda awal) atau sudah kena penyakit liver . Trimakasih sebelumnya.

A. Gumpalan padat seperti kerikil yang terdapat diberbagai bagian dari ginjal atau saluran kemih. Batu ginjal terbentuk akibat kelebihan garam dalam aliran darah yang kemudian mengkristal dalam urin.

Gejala: nyeri hebat pada pinggang diatas ginjal yang dapat menyebar ke perut bagian bawah, keluar serpihan batu kecil-kecil seperti pasir dan bengkak pada pinggang yang menandakan adanya infeksi di ginjal.

Penyebab: kurang minum yang menyebabkan urin mengental dan terbentuk batu, kelebihan asam urat dalam darah serta infeksi pada ginjal.

Kerusakan pada liver memiliki dampak besar pada berbagai proses dalam tubuh, termasuk pencernaan, penyerapan, penyimpanan, dan penggunaan vitamin dan mineral. Selain itu, produksi protein tubuh juga menurun, produksi lemak berubah sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan lemak dalam liver. Pembuatan enzym yang penting untuk mendetoksifikasi alkohol dan racun-racun lain juga berkurang sehingga zat-zat ini menumpuk dalam tubuh.
Penyakit Liver menyebabkan malnutrisi karena tiga alasan;

1. Menghambat/mengganggu pencernaan dan penyerapan makanan.
2. Mempengaruhi penggunaan gizi dalam tubuh.
3. Mengurangi pemasukan makanan karena rasa mual, hilangnya selera makan, dan muntah.

Produksi, penggunaan, dan pengeluaran/ekskresi protein, karbohidrat, dan lemak berubah. Dan penyerapan serta penggunaan berbagai vitamin dan mineral berkurang bila liver tidak berfungsi dengan semestinya.

VITAMIN-VITAMIN
Liver memainkan peranan penting dalam beberapa langkah metabolisme vitamin. Vitamin terdiri dari vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (fat-soluble) seperti vitamin A, D, E dan K atau yang larut dalam air (water-soluble) seperti vitamin C dan B-complex.
Para pasien dengan penyakit liver tahap lanjut mungkin menjadi kekurangan vitamin-vitamin yang larut dalam air, tetapi ini biasanya terjadi karena masukan makanan dan gizi yang kurang/tidak layak. Penyimpanan vitamin B12 biasanya jauh melebihi kebutuhan tubuh; kekurangan (defisiensi) jarang terjadi karena penyakit liver atau gagal liver. Tetapi, ketika masukan gizi makanan menurun, biasanya tubuh juga kekurangan thiamine dan folate. Biasanya suplemen oral cukup untuk mengembalikan thiamine dan folate ke level normal.
Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak tidak hanya membutuhkan masukan gizi makanan yang cukup tetapi juga pencernaan yang baik serta penyerapan yang baik oleh tubuh. Itulah sebabnya produksi bile dalam jumlah normal sangat penting. Bile di dalam perut/usus dibutuhkan untuk penyerapan vitamin-vitamin larut lemak ini kedalam tubuh karena vitamin-vitamin ini biasanya tidak dapat larut dalam air. Bile bekerja sebagai deterjen , memecah-mecah dan melarutkan vitamin-vitamin ini agar mereka dapat diserap tubuh dengan baik.
Jika produksi bile buruk, suplemen oral vitamin-vitamin A, D, E, K mungkin tidak akan cukup untuk mengembalikan level vitamin ke level normal. Penggunaan larutan serupa deterjen dari vitamin E cair (TPGS) meningkatkan penyerapan vitamin E pada pasien dengan penyakit liver tahap lanjut. Larutan yang sama juga dapat memperbaiki penyerapan vitamin A, D, dan K jika vitamin K diminum secara bersamaan dengan cairan vitamin E.
(sumber: "Living with Hepatitis C: A Survivor's Guide" by Gregory T. Everson, M.D., and Hedy Weinberg. 1997, Hatherleigh Press)

VITAMIN A
Pemasukan vitamin A dalam jumlah cukup dapat membantu mencegah penumpukan jaringan sel yang mengeras, yang merupakan karakteristik penyakit liver. Tetapi penggunaan vitamin yang fat-soluble ini untuk jangka waktu panjang dan dengan dosis berlebihan dapat menyebabkan pembengkakan liver dan penyakit liver.

VITAMIN E
Vitamin E dapat mencegah kerusakan pada liver dan sirosis, menurut para ahli di Universitas Turin di Italia. Mereka mengadakan percobaan dengan memberi suplemen vitamin E pada tikus-tikus dalam jumlah yang meningkatkan konsentrasi vitamin E liver. Tikus-tikus itu kemudian diberi karbon tetraklorida untuk mengetes apakah perawatan dengan vitamin E yang dilakukan sebelumnya dapat melindungi mereka baik dari kerusakan liver akut/kronis dan sirosis. Suplemen vitamin E meningkatkan kandungan vitamin dalam tiga bagian liver dan mengurangi kerusakan oxidative pada sel-sel liver, tetapi tidak memiliki dampak perlindungan apapun pada infiltrasi lemak liver. Sirosis juga tampak dapat dicegah dalam kelompok tikus yang diebri suplemen vitamin E. Tampaknya vitamin E memberi cukup perlindungan terhadap nekrosis akibat karbon tetraklorida dan sirosis, mungkin dengan mengurangi penyebaran proses oksidasi lipid dan mengurangi jangkauan kerusakan oksidatif liver.

VITAMIN K
Vitamin K dalam dosis tinggi dapat menyebabkan jaundice dan kerusakan sel-sel otak pada janin/bayi.

BETA KAROTEN
Level beta karoten dalam tubuh pasien-pasien dengan sirosis liver sangat rendah, sebaliknya diet dengan beta karoten yang tinggi dapat mengurangi kerusakan liver. Sirosis liver seringkali diasosiasikan dengan meningkatnya aktivitas komponen-komponen berbahaya yang disebut radikal bebas yang dapat meningkatkan risiko kanker hati. Sebagai antioksidan, beta karoten dapat mencegah terbentuknya radikal-radikal bebas yang mungkin berbahaya.

NIACIN
Meskipun hypercholesterolemia (adanya kolesterol yang berlebihan di dalam darah) dapat dirawat secara efektif dengan niacin, para peneliti di Virginia Commonwealth University memperingatkan bahwa bentuk sustained-release niacin adalah hepatotoxic (sifatnya beracun bagi liver) bentuk immediate-release juga dapat menimbulkan efek samping negatif.

BIOTIN
Penggunaan biotin dalam dosis besar untuk waktu yang lama dapat menyebabkan pembesaran yang abnormal pada liver.

CHOLINE
Kerusakan pada liver mungkin merupakan tanda kekurangan choline. Fragmen-fragmen lemak menumpuk dalam liver karena triglycerides harus dikemas sebagai VLDL (very low density lipoprotein) untuk dapat dipindahkan dari liver, tetapi VLDL membutuhkan phosphstidylcholine untuk dapat berfungsi. Akibatnya, VLDL tidak dapat dipindahkan dari liver selama tubuh masih kekurangan choline. Orang-orang yang dietnya kurang choline menunjukkan disfungsi enzym liver dan meningkatnya kolesterol darah dalam waktu tiga minggu. Gejala-gejala ini berbalik dalam waktu dua sampai enam minggu setelah suplementasi lecithin, yang meningkatkan level choline dalam darah.

COPPER (TEMBAGA)
Gangguan penggunaan tembaga yang bersifat keturunan yang disebut Wilson's disease dikarakterisasikan dengan penumpukan tembaga yang berlebihan di sel-sel tubuh dan mengakibatkan menurunnya fungsi liver. Perawatan untuk Wilson's disease mencakup juga diet yang rendah akan tembaga dan pengobatan dengan penicillamine yang mengikat pada tembaga dan meningkatkan ekskresinya dalam usus.
SELENIUM
Suatu penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan atau tanpa penyakit liver memiliki masukan selenium dalam jumlah yang sama, tetapi orang-orang dengan penyakit liver memiliki jumlah yang lebih rendah dari mineral tersebut dalam liver dan darah.
Akibat nutrisional lain dari penyakit liver antara lain adalah berkurangnya pembentukan vitamin D, yang dapat mengakibatkan osteoporosis, peningkatan hilangnya vitamin B6 dan kemungkinan adanya gangguan dan kekurangan pembentukan protein yang mengangkut vitamin A dalam darah. Sebagai tambahan, tubuh akan semakin mungkin kekurangan dan kehilangan folic acid, kalsium, magnesium, dan zat besi.

Pengobatan batu ginjal dengan ramuan tradisional?
Q. Ginjal saya terdeteksi batu sebesar 1,5 cm, menurut dokter harus di ESWL atw di tembak untuk mengeluarkan batu ginjal. Bisakah dengan pengobatan alternatif seperti ramuan keji beling dll?

A. Pengalaman "

Mbah saya juga mengalami batu ginjal dan harus operasi, Beliau tidak mau operasi. setelah disarankan konsumsi produk herbal klorofil dan Ayu Rin Plus........rutin
Alhamdulilah berangsur2 batu itu keluar sehingga tidak perlu operasi.

Semoga dengan pengalaman ini bisa membantu Bapak.
Dan jika bapak memerlukan produk herbal tersebut
Kami bisa bantu
Info Hub
Eko susilowati
085749257253

Susu bercampur coklat akan menghasilkan batu ginjal?
Q. Dikatakan susu bercampur dengan coklat akan menghasilkan batu ginjal.
Kalsium pada susu akan bereaksi dengan oksalat pada coklat membentuk kalsium oksalat.
Menurutmu pada suhu berapa reaksi tersebut dapat tercapai?

A. Sepertinya tidak semudah itu.
Yang jelas reaksi antara kalsium dengan oksalat bukan reaksi spontan melainkan reaksi yang memerlukan proses tertentu.

Batu ginjal atau batu saluran kemih umumnya timbul akibat berubahnya keseimbangan normal antara air, garam, mineral, dan zat-zat lain dalam air seni. Jenis zat yang meninggi kadarnya menentukan jenis batu yang terbentuk. Beberapa jenis batu menurut zat yang membentuknya adalah (Bupa,2006):

1. Batu kalsium; batu jenis ini paling sering ditemukan. Bentuknya besar dengan permukaan yang halus. Dapat berupa campuran antara kalsium dengan oksalat atau kalsium dengan fosfat. Batu kalsium sering dijumpai pada orang yang mempunyai kadar vitamin D berlebihan atau gangguan kelenjar paratiroid. Orang-orang yang menderita penyakit kanker, penyakit ginjal, atau penyakit sarkoidosis juga dapat menderita batu kalsium.
2. Batu asam urat; permukaannya halus, berwarna coklat, dan lunak. Batu ini terbentuk akibat kadar asam urat pada air seni tinggi. Batu asam urat biasanya menyertai penyakit radang sendi akibat asam urat (gout arthritis).
3. Batu struvite; batu ini biasanya berbentuk tanduk rusa. Timbul akibat kadar amoniak dalam air seni tinggi. Amoniak yang tinggi biasanya terjadi akibat adanya infeksi saluran kemih, karena bakteri penyebab infeksi dapat menghasilkan amoniak.
4. Batu sistin; berbentuk kristal kekuningan. Timbul akibat tingginya kadar sistin dalam urin. Keadaan ini terjadi pada penyakit sistinuria. Batu jenis ini jarang dijumpai, hanya satu diantara seribu. Batu sistin biasanya mengenai penderita usia 10 â 30 tahun.

Agar terhindar dari penyakit batu ginjal, beberapa cara yang disarankan antara lain :

1. Minum banyak air (8-10 gelas sehari), dengan demikian urin menjadi lebih encer sehingga mengurangi kemungkinan zat-zat pembentuk batu untuk saling menyatu. Dengan minum banyak, air seni biasanya berwarna bening, tidak kuning lagi.
2. Minum air putih ketika bangun tidur di subuh hari. Hal ini akan segera merangsang kita untuk berkemih, sehingga air seni yang telah mengendap semalamam tergantikan dengan yang baru.
3. Jangan menahan kencing; kencing yang tertahan dapat menyebabkan urin menjadi lebih pekat, atau infeksi saluran kemih. Urin yang pekat dan infeksi saluran kemih merupakan faktor pendukung terbentuknya batu.
4. Pola makan seimbang, berolahraga, dan menjaga berat badan tetap ideal.




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment