Saturday, June 15, 2013

Apa perbedaan sakit jantung dan jantung lemah?

Q. kata orang jantung saya lemah, apa sih perbedaannya dengan sakit jantung? terima kasih atas penjelasan teman semua.

A. Lemah jantung adalah keadaan bila jantung tidak dapt mengepam jumlah darah yang cukup ke anggota badan
--penyebab
Lemah jantung boleh terjadi akibat
Fungsi jantung rosak spt serangan jantung, darah tinggi
Lebih tekanan pada jantung spt valvular regurgitation
Sekatan aliran darah dari jantung spt aortic stenosis
Penyakit yang mengakibatkan pertambahan aliran darah spt anaemia
Kelemahan pengisian jantung spt pericarditis
Gangguan degupan jantung spt arrythmias
--tanda2
Keletihan
Mengah
Pembesaran hati dan jantung
Sembab
Perut membesar
Tidak boleh tidur menelentang
--pemeriksaan yag dilakukan
ECG ECHO CXR
Ujian fungsi hati (LFT)
Urea dan elektrolits
dan beberapa ujian lain
Rawatan umum
Mengurangkan aktiviti fizikal.
Amalan pemakanan baik spt kurang makan, kurang garam
Rawatan ubatan
Diuretics - Untuk keluarkan lebihan air badan
Vasodilator -
Inotropic -menguatkan degupan jantung
Pembedahan
Pemindahan jantung
Kualiti hidup bertambah
------------------------------------------------------------------------------------
Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah, beberapa contoh pentakit jantung seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, tekanan darah tinggi, stroke, sakit di dada (biasa disebut "angina") dan penyakit jantung rematik.

penyakit lemah jantung...........
Q. saya punya keponakan berumur 8th dan dia menderita penyakit jantung lemah . bagaimana sih cara menjaga anak yg mengidap penyakit jantung lemah dengan sebaik2nya ?
tolonglah saya !!! trimakasih untuk smua teman2 atas jawabannya

A. OBATI SAKITNYA, KUATKAN MENTALNYA
Kepolosan dan ketiadaan beban tanggung jawab bukan jaminan bahwa anak sakit bebas dari depresi.


Sakit berat yang diderita anak bisa berkembang menjadi penyakit seluruh keluarga. Itu kalau yang menjadi fokus perhatian hanya penyakit si anak. Sebab nyatanya, banyak orangtua dengan anak yang sakit berat lupa untuk menguatkan mental buah hatinya. Padahal, kesehatan fisik sangat terkait dengan kesehatan mental. Begitu juga sebaliknya.

Alhasil, banyak anak menderita tekanan luar biasa. Data yang dikeluarkan RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dapat dijadikan contoh. Berdasarkan hasil penelitian terbaru (tahun 2006), dari 180 anak penderita lupus di sana, sekitar 40%-nya mengalami depresi. Lupus memang bukan cobaan yang ringan. Gangguan fisik, seperti tumbuhnya rambut yang tidak normal pada beberapa bagian wajah penderita, membuat mereka merasa malu.

Beda perlakuan, yang umumnya dialami anak-anak penderita diabetes, juga membuat mereka merasa dibatasi, lemah, tidak mampu berprestasi, hingga kecacatan yang harus ditanggungnya. Semua itu berpotensi membuat anak menanggung beban sosial yang tidak ringan. Beragam label, tatapan tidak menyenangkan, ejekan, dan cemoohan anak-anak di sekolahnya kadang harus diterima. Siapa yang tidak tertekan dengan kondisi tersebut?

Pengobatan panjang dalam waktu lama pun dapat menjadi sumber stres lainnya. Sebut saja anak penderita diabetes yang harus disuntik insulin sepanjang hidupnya atau anak dengan gangguan ginjal yang harus menjalani ritual cuci darah. Tentu saja, sikap tidak terima kedua orangtua terhadap kondisi anak akan sangat memperburuk keadaan.

Sikap ini biasanya terlihat dalam bentuk penolakan terang-terangan ataupun sikap overprotektif. Tak mau tahu penyakit atau gangguan yang dialami anak, tidak memberikan perhatian, mengasingkan anak dari sesama anggota keluarga ataupun dari pantauan publik, inilah contoh penolakan terang-terangan. Sebaliknya, mungkin saja orangtua memperlakukan anak penuh kasih sayang, bahkan cenderung memanjakan. Seolah-olah, orangtua menjadi pelayan penuh bagi buah hatinya yang sakit. Apa-apa yang diminta langsung dikabulkan. Sepintas, pemanjaan ini tampak seperti bentuk perhatian orangtua terhadap anaknya yang punya kelemahan, padahal sebetulnya orangtua justru tidak mau menerima kelemahan tersebut.

Tentu saja, sikap pihak medis pun ikut andil menentukan kondisi mental anak. Tidak sedikit dokter yang hanya menjatuhkan vonis penyakitnya, titik, tanpa menjelaskan apa yang dapat dilakukan oleh si anak dan orangtuanya agar kesehatan mental senantiasa terjaga.

TIDAK MANDIRI

"Jika orangtuanya sendiri tertekan dengan kondisi anak, nah apalagi si sakit," ungkap Dra. Farida Kurniawati, M.Sp.Ed., pengajar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Selain harus menderita karena sakitnya, anak juga stres karena orangtua tidak memberikan dukungan. Anak merasa diabaikan. Apalagi jika anak sudah memasuki usia sekolah dan tingkat nalarnya sudah lebih berkembang. Anak boleh jadi bertanya-tanya, kenapa dirinya dibeda-bedakan, kenapa saat berobat hanya ibu yang mengantar? Mengapa saat jalan-jalan ke mal, dirinya tidak diajak, dan lain-lain. Jika anak tahu bahwa orangtuanya sendiri tidak peduli, sudah tentu anak merasa diabaikan dan merasa tertekan. Stres yang berkepanjangan dapat membuatnya jatuh ke jurang depresi.

Akibatnya, anak mengalami gangguan emosional. Sosialisasinya terganggu karena anak merasa rendah diri. Prestasi akademiknya pun terancam turun jika anak terus berkubang dalam kesedihan mengenai kelemahannya.

Disamping itu, sikap terlalu melayani juga dapat merusak anak. Memang, anak memiliki kekurangan, tapi pelayanan berlebihan akan membuat anak tidak mandiri. Ketidakmandirian dapat membunuh rasa percaya dirinya. Anak merasa tidak mampu, karena orangtua atau pengasuh tidak pernah mengajarkan bagaimana menguasai sebuah keterampilan. Ke depannya, bukan tidak mungkin anak akan kelewat bergantung pada bantuan orang lain. Dampaknya, orangtua sendiri yang kerepotan, lelah, frustrasi, dan akhirnya depresi.

BERI DUKUNGAN

Agar tidak berkembang negatif, orangtua dianjurkan menguatkan mental anaknya yang memiliki kelemahan dengan cara:

1. Menerima kenyataan.

Anda pernah membaca buku "Aku Terlahir 500 gram dan Buta." karangan Miyuki Inoue? Isinya sangat inspiratif bukan? Utamanya bagi orangtua yang memiliki anak yang mengidap sakit berat atau kecacatan. Buku ini menceritakan perjuangan seorang ibu membesarkan anak yang saat lahir beratnya cuma setengah kilo (kepalanya sebesar telur dan jarinya sebesar korek api) dapat bertahan hidup bahkan sukses bersekolah dan menjadi pengarang muda. Di balik kekurangan, ada hikmah yang dapat diambil dari pola asuh ibu Miyuki. Dia mau menerima keadaan anaknya.

Memang, tidak mudah menerima vonis dokter yang menyatakan si kecil menderita penyakit berat seperti jantung, lupus, hemofilia, dan lain-lain. Perasaan cemas dan penolakan akan muncul. Tak jarang, orangtua harus bergonta-ganti dokter dengan harapan vonis dari dokter pertama keliru. Tidak sedikit juga pasangan yang saling menyalahkan. Penyakit itu datang bukan dari dia dan keluarganya. Kadang, ada juga perasaan bersalah yang timbul karena tidak melakukan pemeriksaan pranikah, memiliki gaya hidup tidak sehat saat hamil, dan lain-lain.

Semua itu tidak menyelesaikan masalah, bahkan menambah permasalahan. Anak semakin tertekan, rumah tangga berantakan. Padahal, kondisi itu justru harusnya menambah harmonis keluarga. Baik suami maupun istri harusnya saling mendukung dan melengkapi. Terima kenyataan anak apa adanya, tanpa mengungkit masa lalu atau hal yang tidak penting. Fokuslah pada pengobatan, perawatan, dan pendidikan anak.

2. Memberi dukungan.

Dukungan positif orangtua dapat memompa rasa percaya diri anak. Anak akan beranggapan, dalam kondisi apa pun, dirinya tetap dicintai dan disayang. Galilah apa kelebihan anak, tanpa menutupi kekurangannya. Penderita hemofili, misalnya, mungkin lemah dalam beberapa permainan fisik, tapi dia dapat menjadi perenang andal. Dukungan juga dapat berupa dukungan dana untuk berobat, mengantar anak ikut terapi/pengobatan, memberi perhatian, dan lain-lain.

3. Mencari tahu tentang penyakit anak.

Jangan acuh tak acuh terhadap penyakit anak, jika anak menderita penyakit berat, cari tahu selukâbeluk tentang penyakit itu. Apa diet yang harus dijalani, apa yang boleh dan tidak boleh, olahraga yang tepat, dan lain-lain. Cari tahu juga pengobatan terbaik untuk anak.

4. Membangun empati seluruh keluarga.

Di rumah, sudah menjadi tugas orangtua untuk mengajarkan empati kepada anggota keluarga lain. Kekurangan yang dimiliki anak tidak boleh dijadikan bahan olok-olok. Katakan, meski punya kekurangan, saudara yang sakit tetap harus dihargai. Itu juga sebaiknya dilakukan guru di sekolah. Teman yang memiliki penyakit berat haruslah dihargai, layaknya teman-teman lain.

5. Peka dan mau mendengarkan.

Peka terhadap semua kebutuhan dan mau mendengarkan keluhan anak. Coba beri penjelasan saat anak mengalami hal tidak menyenangkan, misal, anak disuntik insulin agar tubuhnya kembali segar, tidak lemas dan dapat segera bermain dengan teman-temannya. Pada beberapa kasus, pemberian rewards diperbolehkan seperti memberi permen sehabis penderita TBC mengonsumsi obat. Dengan catatan, rewards tidak menimbulkan kontraindikasi terhadap pengobatan.

6. Menggunakan kalimat yang tepat.

Anak sudah diberi penjelasan penyakitnya menular, namun mengatakan, "Jangan pakai gelas itu nanti Adek tertular" tidaklah bijak. Gunakan kalimat yang lebih halus seperti, "Sebaiknya pakai gelas masing-masing, Kakak memakai gelas bergambar beruang, Adek gelas bermotif bebek." Pembedaaan dengan cara ini tidak menyakitkan dan merendahkan anak.

7. Bermain dan berekreasi.

Sakit berat tidak membuat anak harus dikurung di rumah. Berikan kesempatan kepada anak untuk melakukan permainan atau berekreasi layaknya anak normal. Tentu dengan melihat kondisi dan berat ringannya penyakit anak. Hal yang sama berlaku buat makanan, biar anak mencicipi makanannya. Carilah variasi makanan yang aman, misal, anak tidak boleh makan sate maka orangtua dapat memilih makanan vegetarian yang bentuk dan rasanya persis sate.

8. Menghindari sikap overprotektif.

Biarkan kemampuan anak berkembang secara alamiah. Ingat, mereka juga memiliki kemampuan layaknya anak normal, bahkan lebih. Jangan beda-bedakan anak dengan anggota keluarga lainnya. Sikap itu justru akan menambah rasa percaya diri anak.

9. Meminta saran ahli.

Pada beberapa kasus, bantuan dan saran ahli sangat diperlukan. Jangan sungkan untuk meminta bantuan psikiater atau psikolog untuk menimba informasi kesehatan mental anak. Dengan demikian, orangtua tahu langkah terbaik untuk menjaga kesehatan mental anaknya.

hai teman2 boleh ga kalau lemah jantung olah raga senam/airobik...?
Q. kl boleh tau ap aj olah raga yang tepat buat jantung lemah n banyak makanan ap aj??
trim's bwt masukanya...

A. kalau saya bilang sih jangan, senam aerobik kan memacu jantung? jalan pagi aja, 5 kali seminggu, pelanpelan bertahap sampai bisa 10.000 langkah setiap kali. Jenis makanan sebetulnya tergantung umur juga, semakin berumur makanan berserat seperti gandum utuh, buah, sayuran mesti semakin diperbanyak

penyakit lemah jantung?
Q. saya sering mengelurkan keringat dingin pada telapak tangan dan kaki,,jantung kadang-kadang berdebar saat menghadapi suatu masalah.pernah tapi tidak sering hidung kanan saya mimisan.pernah saat mengeluarkan lendir ,lendir itu mengandung darah,itupun baru sekali sebelumnya belum pernah.
apakah saya termasuk penderita jantung lemah?

A. Penyakit yang anda derita itu bukanlah penyakit jantung seperti umumnya. Tampaknya lebih ke gejala psikosomatis.
Suatu kondisi dimana anda merasa sakit tetapi tidak dijumpai gangguan atau kelainan yang berarti pada organ tubuh. Hal ini biasanya disebabkan oleh faktor stress emosional.

Mimisan atau epistaxis bisa terjadi oleh banyak sebab. Bisa saja karena pecahnya pembuluh di hidung oleh faktor trauma, hipertensi, dll.

Sebaiknya anda memang memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam untuk mengetahui kondisi jantung anda secara lebih jelas.

semoga membantu

apa sih tanda2 penyakit jantung?
Q. gw cewek umur 18..

gue denger, telapak tangan yg selalu berkeringat itu tanda jantung lemah. walaupun gue belum mastiin juga sih. masalahnya, gue nggak pernah kuat lari jauh. jalan cepet aja napas gue udah berasa agak sesak dan kalo lari 100 meter lebih, dada gue rasanya sakit.

apa iya bisa dibilang gue ada tanda2 penyakit jantung?? soalnya jujur aja, gue bukan orang yang rutin olah raga.

selain itu dalam satu waktu -nggak teratur- bisa aja tiba2 badan gue menggigil kedinginan, trus perut gue sakiiiit bgt, keringat langsung keluar banyak, dan detak jantung gue jg melaju cepat. ini nggak tentu. kira2 serangan ini bisa sebulan sekali. saat itu rasanya gue cuma bisa duduk aja.. tapi serangan ini nggak lama, paling 10 menit.

apa itu tanda2 penyakit??

trims buat jawabannya.. ^^

A. 10 anggapan salah tentang penyakit jantung

1. Penyakit jantung hanya terjadi pada orang gemuk saja
2. Penyakit jantung tidak bisa pada anak atau orang muda
3. Wanita terbebas dari penyakit jantung
4. Penyakit jantung hanya satu macam
5. Jantungnya sehat, tak mungkin bisa sakit jantung
6. Tidak ada hubungan dengan serangan stroke
7. Penyakit jantung merupakan penyakit keturunan
8. Penyakit jantung tidak dapat dicegah
9. Terkena penyakit jantung sebab sering dikagetkan
10. Penyakit jantung muncul sebab sering mengonsumsi menu jantung pisang
Tanda-tanda Peringatan Dini

Bagaimanapun, salah sekali pendapat bahwa sebuah serangan jantung datang seperti petir di siang bolong. Serangan jantung adalah puncak bencana dari sebuah proses kerusakan yang berlangsung lama, yang sering melibatkan kejutan-kejutan emosional, kekacauan fisiologis dan kelelahan mental. Tanda-tanda peringatan dini begitu subyektif dan begitu tersamar, sehingga bahkan dokter yang terlatih untuk mengukur segala sesuatu secara obyektif masih bisa mengabaikannya.
Gejala Serangan Jantung

Gejala-gejala ini untuk setiap orang bisa berbeda. Sebuah serangan jantung mungkin dimulai dengan rasa sakit yang tidak jelas, rasa tidak nyaman yang samar, atau rasa sesak dibagian tengah dada. Kadang, sebuah serangan jantung hanya menimbulkan rasa tidak nyaman yang ringan sekali sehingga sering disalahartikan sebagai gangguan pencernaan, atau bahkan lepas dari perhatian sama sekali. Dalam hal ini, satu-satunya cara yang memungkinkan terdeteksinya sebuah serangan jantung adalah ketika harus menjalani pemeriksaan ECG untuk alasan lain yang mungkin tidak berkaitan. Dipihak lain, serangan jantung mungkin menghadirkan rasa nyeri paling buruk yang pernah dialami - rasa sesak yang luar biasa atau rasa terjepit pada dada, tenggorokan atau perut. Bisa juga mengucurkan keringat panas atau dingin, kaki terasa sakit sekali dan rasa ketakutan bahwa ajal sudah mendekat. Juga mungkin merasa lebih nyaman bila duduk dibanding bila berbaring dan mungkin nafas begitu sesak sehingga tidak bisa santai. Rasa mual dan pusing bahkan sampai muntah, bahkan yang lebih para yaitu ketika sampai kolaps dan pingsan.

Ada beberapa gejala yang lebih spesifik, antara lain:

* Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada diremas-remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu keadaan yang disebut silent ischemia).
* Sesak nafas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti pulmoner atau edema pulmoner).
* Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan.
* Palpitasi (jantung berdebar-debar)
* Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan.




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment