Saturday, August 31, 2013

Tentang Gagal ginjal (CAPD)?

Q. Maaf mau nanya...
Bapak saya mempunyai sakit asam urat, hipertensi. Tiga minggu yang lalu bapak diopname dan difonis sama dokter menderita penyakit gagal ginjal kronis stadium 5. Setelah saya membaca literatur tentang gagal ginjal, ternyata gagal ginjal yg diderita bapak adalah gagal ginjal terminal. Ginjal adalah organ yang mengatur kestabilan kadarnya dalam tubuh dan akan membawa sisa asam uat ke pembuangan air seni. Tapi karena kadar asam uratnya sudah berlebihan, maka ginjal sudah tidak sanggup mengaturnya shingga kelebihan itu menumpuk pada jaringan dan sendi. Dokter bilang kalo' jalan keluar buat bapak adalah bapak harus cuci darah seumur hidup atau dengan transplatasi (cangkok) ginjal. Bapak sudah melakukan cuci darah 5 kali. Dan dokter sudah mulai mengharuskan untuk menggunakan CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysys)karena lengan bapak sudah memar akibat seringnya ditusuk jarum karena cuci darah, infus, dsb.
Dialysis ini sifatnya permanen dan harus dilakukan 4 kali dalam satu hari. Tapi dalam hati kecil saya dan ibu punya keyakinan bahwa pasti bapak itu sembuh. Apakah bisa membantu saya untuk menghadapi kasus seperti ini sebelum bapak saya menggunakan CAPD? Terimakasih..

A. Terapi cuci darah yang begitu praktis itu bernama Continuous Ambulatory Peritoneal Dyalisis/CAPD atau dialisis tanpa mesin dan dapat dilakukan secara mandiri oleh penderita gagal ginjal. Metode ini merupakan metode alternatif dengan menggunakan membran semipermiabel yang berfungsi sebagai ginjal buatan, sehingga mampu menyerap cairan pembersih ke dalam rongga ginjal. Dalam waktu 4 sampai 6 jam dengan frekuensi 4 kali sehari, terjadi proses difusi serta ultrafiltrasi dalam ginjal, sehingga zat racun yang ada di dalamnya terserap ke luar dan diganti cairan baru.

Karena masih tergolong teknologi baru, biaya CAPD masih tergolong mahal. Umumnya, biaya yang dikeluarkan peserta terapi CAPD saat ini masih sebesar Rp 4,2-Rp 5 juta setiap bulannya. Namun, biaya sebesar itu menjadi tak berarti, jika melihat kondisi tubuh penderita yang bugar dan tetap produktif seperti sebelum terkena gagal ginjal.

"Karena pasien tetap bisa bekerja dan melakukan segala aktivitas seperti biasa, layaknya orang sehat. Bedanya, peserta CAPD punya kantong kecil di perutnya untuk pergantian cairan dialisat itu," kata Direktur Medik RS PGI Cikini, Tunggul Situmorang dalam acara peluncuran website sahabat ginjal.com yang disponsori PT Kalbe Farma, di Jakarta, belum lama ini.

Pengalaman Karyono (45), karyawan swasta yang telah menjalani terapi CAPD selama tiga tahun ini agaknya bisa jadi pelajaran. Karyono mengaku, kualitas hidupnya makin membaik setelah ikut terapi CAPD. Selain itu, ia bisa kembali bekerja dan sama produktifnya seperti sebelum sakit.

"Awalnya saya ragu, karena banyak informasi negatif yang saya dengar soal CAPD. Tetapi karena atasan terus mendesak, akhirnya saya beranikan untuk menjadi peserta CAPD. Bahkan, saudara-saudara saya heran karena raut muka dan badan saya yang terlihat lebih segar. Dan yang terpenting saya sudah bisa tidur enak, sebelumnya saya selalu merasa lemas, letih, gelisah," katanya mengungkapkan.

Belum Memasyarakat


Dr Tunggul menjelaskan, terapi dengan menggunakan pergantian cairan dialisat ini sebenarnya telah masuk ke Indonesia sejak 2004 lalu, namun tidak banyak diketahui masyarakat. Melihat manfaat CAPD yang begitu besar, pihaknya tergugah untuk terus mensosialisasikan CAPD kepada masyarakat luas di Indonesia sebagai salah satu alternatif penanganan bagi penderita gagal ginjal.

Selama ini dikenal dua metode dalam penanganan gagal ginjal. Pertama, transplantasi ginjal dan kedua, dialisis atau cuci darah. Sebenarnya metode pertama memiliki lebih banyak keunggulan karena dapat menggantikan fungsi ginjal yang rusak. "Hanya saja masalahnya, masih sedikit donor yang mau memberikan organ tubuhnya. Selain itu jarang sekali ditemukan donor yang cocok dengan penderita gagal ginjal, sehingga tingkat keberhasilannya sangat kecil. Selain itu, biayanya sangat besar," katanya.

Karena itu, penderita gagal ginjal lebih banyak melakukan terapi dialisa atau cuci darah. Metode dialisis pada intinya adalah melakukan fungsi utama ginjal, yakni membersihkan darah dari zat-zat yang tidak berguna pada tubuh dan menjaga kestabilan kandungan darah di dalam tubuh.

Pembersihan ini dilakukan dengan dua cara, haemodialisis (HD) dan peritonialdialisis (PD). Pada HD, darah yang akan dibersihkan dikeluarkan dari tubuh dan dimasukkan ke ginjal buatan (dializer). Darah dibersihkan dengan menggunakan cairan pembersih (dialisat) dalam serat-serat dializer itu. Setelah bersih, darah baru dimasukkan kembali ke dalam tubuh.

Sedangkan pada metode PD, darah tidak dikeluarkan dari dalam tubuh. Proses pembersihan dilakukan di dalam rongga perut (peritoneum), dengan memasukkan cairan dialisat ke dalam rongga itu. Cairan ini dibiarkan selama empat hingga enam jam hingga akhirnya dikeluarkan kembali.

Saat ini sudah berkembang metoda PD dengan berbagai cara seperti CAPD atau APD. Keunggulan utama CAPD adalah kemudahannya, sehingga terapi dengan metode itu pun lebih alami. Proses yang berlangsung terus-menerus selama 24 jam setiap harinya itu, menjadikan hampir sama dengan proses yang berlangsung di dalam ginjal.

Sementara itu, jika melakukan cuci darah biasa secara HD, keseluruhan proses dilakukan selama lima jam, yang berarti cairan tubuh dipaksa diperas untuk dicuci mesin. "Akibatnya beban jantung menjadi bertambah dan menyebabkan gangguan tekanan darah," kata Situmorang.

Alamiah


CAPD belum banyak digunakan, padahal terapi itu memiliki kelebihan, yakni tidak mengganggu jantung, kontaminasi dengan hepatitis lebih kecil. Fungsi ginjal yang tersisa masih dapat dipertahankan, dan proses dialisis pun bekerja selama 24 jam sesuai dengan kerja ginjal secara alamiah.

"Pasien juga tidak perlu datang ke rumah sakit untuk melakukan cuci darah, tetapi melakukan cuci darah secara mandiri dengan jadwal yang dapat ia buat sendiri," katanya.

Keuntungan CAPD adalah lebih memudahkan pengendalian kimia darah dan tekanan darah. Cairan dialisat dapat dijadikan sebagai sumber nutrisi dan bagi penderita diabetes dapat d

apa bedanya batu ginjal dengan gagal ginjal?
Q. mungkinkah batu ginjal menjadi gagal ginjal?dalam kurun waktu berapa lama?jika gagal ginjal hanya bisa ditangani dengan cuci darah dan mengganti salah satu ginjal.bagaimana dengan batu ginjal?bisakah disembuhkan secara total?

A. Batu ginjal berbeda dengan gagal ginjal...
Batu ginjal itu adalah penumpukan zat di dalam ginjal yang dapat menyumbat aliran urine yang dihasilkan ginjal. Batu ginjal bisa dihancurkan, banyak obatnya, obat tradisional pun masih jadi pilihan nomor 1 (misalnya daun keji beling, dsb.).
Kalau gagal ginjal, artinya adalah fungsi ginjalnya yang sudah menurun bahkan rusak, sehingga dia tidak dapat membuang racun dari dalam tubuh melalui urine, dan ini menyebabkan tubuh keracunan. Makanya harus dicuci darah, atau terapi fungsi ginjal lainnya. Kalau gagal ginjal sulit sembuh total, kecuali transplantasi ginjal. Kalau batu ginjal, bisa disembuhkan total.

kenapa pada penyakit gagal ginjal akut dapat menyebabkan hipertensi/hipotensi?
Q. mengapa pada penyakit gagal ginjal akut menyebabkan hipertensi atau hipotensi?
kapan terjadi hipertensi?
kapan terjadi hipotensi?

A. Btw, ini tugas apa sekedar nanya?
kasih bintang dan jawaban terbaik ya... ^_^

Hipotensi terjadi karena tekanan jantung untuk memompa darah lambat sehingga aliran darah menjadi lambat ke jaringan. Bisa lambat karena ada sesuatu yang mempengaruhi seperti kurang natrium, kalium, dll

Hipertensi terjadi karena tekanan jantung untuk memompa darah cepat sehingga aliran darah menjadi cepat ke jaringan. Bisa cepat karena ada zat2 yang mempengaruhi seperti natrium/sodium, bikarbonat, dll.

Gagal ginjal terjadi apabila ginjal mampu melakukan fungsi filtrasi sehingga darah tidak tersaring menjadi amonia dan H20, apabila penderita gagal ginjal kencing yang keluar adalah warna pekat seperti darah.

gagal ginjal bisa menyebabkan hipertensi karena darah tidak terfilter sehingga jaringan penuh akan darah ayng belum terfilter dan kembali lagi beredar ke jaringan dengan kondisi pekat, akibatnya jaringan sesak dengan darah yg melaju menyebabkan hipertensi.

mengenai gagal ginjal?
Q. bapak saya mengidap penyakit polikista, sdh sekitar 3 thn. kt mama, kemampuan ginjal hanya 40% utk kedua ginjal. akhir2 ini, creatine bapak sdh mencapai 3.7, sering disertai mual dan gatal. apakah ini ciri2 gagal ginjal kronis? haruskah bapak menjalani cuci darah? berapa lama bs bertahan dgn bantuan cuci darah? terimakasih

A. Penyakit Ginjal Polikista adalah suatu penyakit keturunan diamana pada kedua ginjal ditemukan banyak kista, ginjal menjadi lebih besar tetapi memiliki lebih sedikit jaringan ginjal yang masih berfungsi.


Kista adalah suatu kantung tertutup yang dilapisi oleh jaringan epitel dan berisi cairan atau bahan setengah padat.

Kelainan genetik yang menyebabkan panyakit ini bisa bersifat dominan maupun resesif. Artinya penderita bisa memiliki 1 gen dominan dari salah satu orangtuanya atau 2 gen resesif dari kedua orangtuanya.

Penderita yang memiliki gen dominan biasanya baru menunjukkan gejala pada masa dewasa; penderita yang memiliki gen resesif biasanya menunjukkan penyakit yang berat pada masa kanak-kanak.

Pada anak-anak, penyakit ginjal polikista menyebabkan ginjal menjadi sangat besar dan perutnya membuncit.

Bayi baru lahir yang menderita penyakit berat bisa meninggal segera setelah dilahirkan, karena gagal ginjal pada janin menyebabkan terganggunya perkembangan paru-paru.

Penyakit ini juga menyerang hati.

Pada usia 5-10 tahun, penderita cenderung mengalami tekanan darah tinggi di dalam pembuluh darah yang menghubungkan usus dengan hati (sistem portal).

Pada akhirnya bisa terjadi gagal hati dan gagal ginjal.

Pada dewasa, penyakit ginjal polikista berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun.

Gejala mulai muncul pada awal atau pertengahan masa dewasa, meskipun kadang penyakit ini tidak diketahui sampai saat penderitanya meninggal.

Gejalanya berupa nyeri punggung, darah dalam air kemih (hematuria), infeksi dan nyeri kram hebat akibat batu ginjal (kolik renalis).

Pada penderita lain yang memiliki lebih sedikit jaringan ginjal yang berfungsi bisa terjadi kelelahan, mual, berkurangnya pembentukan air kemih dan gejala lainnya akibat gagal ginjal.

Infeksi menahun akan memperburuk gagal ginjal. Separuh penderita memiliki tekanan darah tinggi. Sekitar sepertiga penderita juga memiliki kista di dalam hatinya, tetapi kista ini tidak mempengaruhi fungsi hati.

Lebih dari 20% penderita memiliki pembuluh darah yang melebar di tengkoraknya dan 75% dari mereka pada akhirnya mengalami perdarahan otak (perdarahan subaraknoid).

Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat keluarga dan gejala-gejalanya. Jika penyakit telah mencapai stadium lanjut dan ginjal sangat membesar, maka diagnosisnya sudah pasti.

USG dan CT scan menunjukkan gambaran ginjal dan hati yang sudah dimakan ngengat akibat kista.

Lebih dari separuh penderita akan mengalami gagal ginjal di kemudian hari.

Mengobati infeksi dan tekanan darah tinggi bisa memperpanjang harapan hidup penderita.

Untuk mengatasi gagal ginjal, dilakukan dialisa atau pencangkokan ginjal.

Bila penyakit bapak anda sudah sedemikian kritis mengapa tidak ada penanganan medis lebih lanjut?
Semoga penjelasan di atas berguna ya? semoga bapak anda cepat sembuh..

Ginjal..? semua orang memilikinya...Gagal ginjal..? apakah anda sudah mengenalnya...?
Q. dari hari kehari..sipenderita gagal ginjal semakin bertambah saja penderitanya..tidak pantang usia muda atau tua..bahkan ada anak2 juga yg mengalaminya..jika ada rekan yg mengetahui/mengalami/berpengalaman berdasarkan yg dialami oleh diri sendiri/saudara/rekan/tetangga/ortunya..kiranya dapat memberi sedikit gambaran pencegahan bagaimana cara utk menghindarinya..ataupun gejalanya...dan kiranya dapat berbagi informasi/pengalaman supaya semua orang lebih mengerti akan si kidney failure......diabetes dan darah tinggi..apakah sbg pemicunya..?

A. Penyakit ginjal banyak yang dapat bersifat kronis, karenanya lebih baik menemukan secara dini dan mengatasinya sehingga tidak menjadi berkepanjangan yang menimbulkan kerugian yang besar.

Anatomi ginjal yang berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan. Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah pada tiap ginjal. Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran Ureter, kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra.

Fungsi ginjal adalah sbb: 1.Bertugas sebagai sistem filter/saringan, membuang âsampahâ. 2. Menjaga keseimbangan cairan tubuh. 3. Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah. 4. Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah. 5.Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.

Penyebab Penyakit Ginjal:
1. Penyakit Umum/Sistemik: Kencing Manis = Diabetes Mellitus, Hipertensi, Cholesterol tinggi â Dyslipidemia, SLE: Penyakit Lupus, Penyakit Kekebalan Tubuh lain, Asam urat tinggi â Hyperuricemia â Gout, Infeksi di badan: Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan, Amiloidosis, Kehilangan carian banyak yang mendadak: muntaber, perdarahan, luka bakar. Hal-hal tersebut di atas dapat berakibat gangguan/penyakit pada ginjal.
2. Penyakit lokal pada ginjal: Penyakit pada Saringan (Glomerulus) â Glomerulonephritis, Infeksi: kuman â Pyelonephrits, Ureteritis, Batu: Bakat/ turunan, kelainan proses di ginjal â Nephrolithiasis, Kista: di ginjal â Polcystic Kidney, Trauma: benturan, terpukul, Keganasan â Kanker â Malignancy, Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/striktur.

Macam-macam gejala penyakit ginjal sebagai berikut:
1. Gagal Ginjal Akut: gangguan ginjal mendadak, fungsi ginjal âanjlokâ, tidak keluar urin.
2.Nefritis akut: penyakit mendadak pada saringan ginjal (glomerulus), muka, tungkai bengkak, ditemukan protein & darah di urin.
3.Gagal Ginjal Kronik: gangguan kronis/ menahun pada ginjal sehingga fungsi ginjal turun. Keluhan & gejala a.l.: lemas, nafsu makan, mual, pucat, kencing sedikit, sesak napas.
4. Sindrom Nefrotik: gangguan pada saringan ginjal, terjadi kebocoran hebat protein dari darah melalui glomerulus/ saringan ke urin, terdapat bengkak muka â kaki â perut, cholesterol naik.
5. Infeksi Saluran Kemih: infeksi di ginjal â saluran kemih lainnya, bisa akut bisa kronis. Sakit pinggang, demam, kencing sakit, bisa hanya pegal pinggang.
6. Gangguan pada Tubulus ginjal.
7. Hipertensi: umumnya tanpa gejala.
8. Batu ginjal/Saluran Kemih: nyeri hebat kolik, darah di urin. 9. Obstruksi Saluran Kemih: saluran kemih terbendung oleh tumor, striktur / penyempitan.
10.Gangguan ginjal: tetapi bisa tanpa gejala (asymptomatik).
Jadi bila mencurigai ada gangguan/penyakit ginjal, disarankan lakukan pemeriksaan yang paling sederhana yaitu memeriksakan Urin Lengkap di laboratorium sebagai data/fakta awal untuk proses selanjutnya menemukan adanya penyakit ginjal.

Gejala penyakit ginjal dapat digolongkan pada dua golongan: Akut dan Kronis.
I. Akut: Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri.
II. Kronis: Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.

Penanganan pasien. Penanganan pasien dengan penyakit ginjal biasanya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Periksa-Diagnosa: Pengenalan dini Gagal Ginjal (GG).
2. Kontrol: Monitoring progresivitas GG.
3. Penyebab: Deteksi dan lakukan koreksi terhadap penyebab GG yang reversible, yang masih bisa disembuhkan.
4. Perlambat: Melakukan intervensi pengobatan/tindakan untuk memperlambat progresivitas GG.
5. Ginjal Sensitif: Hindari kerusakan tambahan pada ginjal: obat/jamu yang toksik terhadap ginjal, obati infeksi yang ada, atasi kekurangan cairan misalnya pada muntaber.
6. Obati Komplikasi: Berikan terapi terhadap komplikasi GG.
7. Terapi Pengganti: Rencanakan Terapi Pengganti Ginjal.

Pencegahan penyakit ginjal:
I. Pada orang dengan Ginjal Normal :

A. Pada Individu berisiko: yaitu ada keluarga yang
1. Berpenyakit ginjal turunan seperti: Batu Ginjal, Ginjal Polikistik, atau
2. Berpenyakit umum: Diabetes Mellitus, Hipertensi, Dislipidemia (Cholesterol tinggi), Obesitas, Gout. Pada kelompok ini ikuti pedoman yang khusus untuk menghindari penyakit tersebut di atas, sekali-sekali kontrol/periksa ke dokter/labratorium.

B. Individu yang tanpa risiko: Hidup sehat, Pahami tanda-tanda sakit ginjal: BAK terganggu / tidak normal, Nyeri pinggang, Bengkak mata / kaki, Infeksi di luar ginjal: leher/tenggorokan, Berobat/kontrol untuk menghindari: fase kronik /berkepanjangan.

II. Pada orang dengan Ginjal terganggu ringan /sedang: Hati-hati: obat rematik, antibiotika tertentu, Infeksi: obati segera, Hindari kekurangan cairan (muntaber), Kontrol secara periodik

III. Ginjal terganggu berat / terminal: Terapi Pengganti Ginjal (Renal Replacement Treatment)




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment