Saturday, April 5, 2014

apa gejala kanker rahim dan bagaimana cara pencegahan nya?

Q.

A. Gejala kanker rahim atau kanker serviks:

1. Pada tingkat dini, kanker leher rahim seringkali tidak menunjukan gejala atau tanda yang khas. Sehingga sukar dikenali dengan cara biasa.
2. Keputihan, pendarahan sesudah senggama di curigai sebagai gejalanya. Walaupun tidak selalu, hal tersebut juga merupakan gejala pada polip leher rahim atau radang leher rahim.
3. Gejala kanker leher rahim pada tingkat lanjut seringkali menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
1. Haid tidak normal
2. Pendarahan tidak pada masa haid
3. Pendarahan pada masa monopouse
4. Keputihan atau keluar cairan encer putih kekunigan terkadang bercampur darah


Cara pencegahannya:

1. Waspadai gejalanya. Segera hubungi dokter kalau terdapat gejala-gejala yang tidak normal seperti pendarahan, terutama setelah aktivitas seksual.

2. Pemeriksaan teratur. Lakukan tes pap smear setiap tahun. Ini dilakukan sampai berusia 70 tahun.

3. Jangan merokok karena dapat merangsang timbulnya sel-sel kanker melalui nikotin dikandung dalam darah Anda. Risiko wanita perokok 4-13 kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok. Diperkirakan nikotin memberikan efek toksik pada sel epitel, sehingga memudahkan masuknya mutagen virus.

4. Hindarkan kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun deodoran karena akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker.

Sebagai informasi, faktor resiko kanker leher rahim semakin meningkat pada wanita yang:
1. Melakukan hubungan sex di usia muda < 20 tahun.
2. Berganti-ganti pasangan sex.
3. Melakukan hubungan sex dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan.
4. Merokok atau terpaparnya asap rokok ( perokok pasif ).
5. Kurang menjaga kebersihan kelamin.

Penyebab kanker leher rahim belum diketahui secara pasti. Kurang lebih 90 % diduga penyebabnya adalah Virus papiloma Manusia ( HPV ).

Tolong sarannya tentang kanker rahim ?!?
Q. Pacarku divonis kanker leher rahim, sy sgt cinta dgnnya dan sgt takut kehilangan dy, mohon bantuan teman2, apakah ada cara mengatasi penyakit ini??

A. Metode pengobatan kanker rahim:

1. Pembedahan (histerektomi: pengangkatan rahim)
Semua yang terkena sel2 kanker harus diangkat: baik itu kedua tuba falopi, ovarium, maupun di dalam kelenjar getah bening. Endometrium (lapisan rahim) juga perlu diperhatikan, sudah sampai kesana atau belum. Kalo sudah, pemeriksaan lebih mendalam.
catatan: pengobatan yg satu ini mengakibatkan tidak bisa menstruasi ataupun hamil lagi. karna rahim sudah diangkat.

2. Penyinaran (radiasi untuk membunuh sel2 kanker)
Penyinaran ini lebih bersifat pengobatan lokal. Sel2 kanker saja yang dibunuhnya. Digunakan untuk memperkecil kanker sebelum pembedahan, atau pun sesudah pembedahan, gunanya untuk membersihkan sisa sel kanker yang tertinggal.
Jenis terapi penyinaran/ radiasi ini ada 2:
*Radiasi dari luar: menggunakan mesin radiasi dimana sinar diarahkan ke daerah tumor. Biasanya pasien tidak harus di RS karna penyinaran dilakukan 5 kali seminggu. Zat radioaktif tidak ada yg dimasukkan ke tubuh pasien.
*Radiasi dari dalam: Pada tubuh pasien (vagina) dimasukkan zat radioaktif lewat selang. Nah dalam pengobatan radiasi dari dalam ini, penderita harus nginap di RS, soalnya zat radioaktif tadi harus dibiarkan selama beberapa hari.

3. Kemoterapi: Terapi ini menggunakan zat yg mencegah sel kanker menggunakan hormon. Jadi sel kankernya gak berkembang. Tapi sebelum itu pasien harus menjalani tes reseptor hormonal.Biasanya digunakan pil progesteron.
Kemoterapi dijalani oleh pasien yang:
* Tidak memungkin kan menjalani operasi bedah atau penyinaran
* Kankernya telah menyebar ke paru2 dan organ tubuh lainnya.
* Kanker rahim mulai kambuh lagi.

Bila terapi hormonal tidak bisa menyembuhkan, dipakailah obat kemoterapi yg lain, yaitu siklofosfamid, doksorubisin dan sisplastin.

Yakin deh, pasti sembuh.. Makanya cepat ke dokter ya.. :)

apa ciri-ciri kanker rahim?
Q.

A. Kuberi jawaban, tapi janji ya? kasih bintang dong ???

Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker. Selama jeda tersebut, pengobatan yang tepat akan segera dapat menghentikan sel-sel yang abnormal tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker.

Kanker serviks atau kanker mulut rahim adalah kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Kanker serviks adalah jenis kanker yang paling sering dijumpai pada wanita setelah kanker payudara dan dapat menyebabkan kematian. Angka kejadiannya sekitar 74% dibandingkan kanker ginekologi lainnya. Data WHO tahun 2003 menyebutkan bahwa sekitar 500.000 wanita setiap tahunnya didiagnosa menderita kanker serviks, dan hampir 60% diantaranya meninggal dunia. Di Indonesia diperkirakan terjadi sekitar 40 kasus baru per harinya dan 50% diantaranya meninggal karena penyakit tersebut. Secara epidemiologi, kanker serviks cenderung timbul pada kelompok usia 33-55 tahun, tetapi dapat juga timbul pada usia yang lebih muda.

Apa penyebab kanker serviks? Penyebab kanker serviks adalah virus HPV (human papilloma virus). Virus ini adalah sejenis virus yang menyerang manusia. Tipe virus ini banyak (lebih dari 100 tipe) dan sebagian besar tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya (self limiting). Infeksi HPV paling sering terjadi pada kelompok usia 18-28 tahun.

Apa itu infeksi HPV dan bagaimana bisa menyebabkan kanker? Virus yang menginfeksi pada saat pertama kali tidak langsung muncul sebagai tumor/kanker. Infeksi pertama akan berkembang kearah kanker serviks tergantung dari jenis/tipe HPVnya, tipe resiko rendah atau resiko tinggi, yang akan menimbulkan kelainan lesi pra kanker. Lesi pada tipe resiko rendah (tipe 6 dan 11) hampir tidak beresiko menjadi kanker dan hanya menimbulkan kelainan yang disebut genital wart ( kutil pada kelamin). Pada infeksi HPV, lesi prakanker dapat regresi (sembuh sendiri karena system kekebalan tubuh alamiah), menetap atau progresif. Sebagian besar dapat regresi dalam waktu 1-2 tahun. Akan tetapi lesi yang menetap karena infeksi HPV resiko tinggi (tipe 16 dan 18) akan cenderung berkembang menjadi kanker (progresif) dalam waktu cepat ataupun lambat. Infeksi ini akan menyebabkan perubahan pada sel-sel serviks sehingga sel abnormal tumbuh lebih cepat tanpa terkontrol dan membentuk benjolan tumor.

apa ciri2 kanker rahim?
Q. kalo udah kena kanker rahim, masih bisa punya anak ga nantinya?

A. Kanker mulut rahim (serviks) menjadi problem kesehatan di negara-negara berkembang. Di Indonesia, penderita penyakit ini diperkirakan 90 - 100 di antara 100.000 penduduk.

Di negara maju seperti Amerika, terdapat 12.000 kasus baru ditemukan pada 1990.

Melihat tingginya angka penderita, maka tidak mengherankan bila penyakit ini merupakan momok yang menakutkan bagi perempuan. Hal itu juga karena serviks merupakan kanker terbanyak pada wanita dan menduduki urutan pertama dari sepuluh jenis kanker di Indonesia.

Angka penderita penyakit ini, sejatinya, bisa ditekan bila lebih awal diketahui adanya kanker yang menyerang mulut rahim. Masalahnya, menurut dr Nasdaldy, SpOG, lebih dari 70 persen penderita datang terlambat memeriksakannya ke dokter. Padahal, keterlambatan pemeriksaan bisa berpengaruh pada harapan hidup, selain biaya yang dibutuhkan lebih besar. ''Pencegahan lebih murah,'' tuturnya dalam sebuah seminar di Jakarta, belum lama ini.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Divisi Kanker Ginekologik Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, ini mengakui saat pra kanker serviks, pada umumnya memang tidak ada gejala. Gejala yang bisa dideteksi bila ada pendarahan pascasenggama dan keputihan yang tidak khas. Bila terdapat keputihan berlebihan, berbau busuk, dan tidak sembuh-sembuh, sebaiknya disarankan untuk secepatnya memeriksakan diri ke dokter. Sebab, ini merupakan gejala yang lazim dijumpai pada penderita kanker serviks. Pemeriksaan dokter diperlukan, karena tidak semua keputihan pertanda ada kanker. Dengan pemeriksaan itu akan diketahui apakah keputihan abnormal itu kanker atau bukan.

Gejala lain, kata dia, terdapat perdarahan di luar siklus haid, terutama setelah berhungan intim. Seperti juga adanya keputihan, gejala ini pun memerlukan pemeriksaan dokter, karena perdarahan bisa terjadi akibat gangguan keseimbangan hormon.

Mengapa pemeriksaan diperlukan bila ditemukan ada gejala? Itu karena kanker yang sudah mencapai stadium tiga ke atas akan terjadi pembekakan di berbagai anggota tubuh, seperti di paha, betis, atau di tangan. Akibatnya bisa lebih fatal, keterlambatan penanganan bisa menyebabkan kematian.

Untuk deteksi dini, perlu dilakukan pap smear pada wanita yang telah aktif secara seksual sedikitnya setahun sekali dengan mengambil getah serviks dari vagina. Pemeriksaan ginekologi dilakukan oleh dokter atau bidan dengan pengambil sampel apus leher rahim oleh dokter ahli patologi anatomi. Sebaiknya pap smear dilakukan pada hari ke 10 - 20 dari siklus haid. Namun, dalam 24 jam sebelum pemeriksaan, jangan melakukan hubungan suami-istri.

Risiko
Apa yang menjadi faktor risiko kanker mulut rahim? Menurut dr Nasdaldy, wanita yang sudah menikah atau memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 18 tahun) memiliki risiko terkena kanker mulut rahim. Risiko yang sama dapat dialami oleh wanita yang berganti-ganti pasangan seks. Yakni, wanita yang mempunyai banyak pasangan seks atau suaminya mempunyai banyak pasangan seks.

Mereka yang berisiko terkena kanker rahim lainnya adalah wanita yang sering menderita infeksi di daerah kelamin, yang banyak melahirkan anak, dan wanita perokok. ''Wanita perokok mempunyai risiko dua kali lebih besar dari pada wanita bukan perokok,'' tuturnya.

Pencegahan
Mencegah jauh lebih baik dari pada mengobati. Itu benar, meski tidak mudah menerapkannya. Masalahnya, masih banyak wanita yang enggan memeriksakan diri ke dokter kandungan meskipun memiliki berbagai gejala terkena kanker mulut rahim. Padahal, jangankan wanita sudah memiliki gejala terkena servick, wanita yang sehat pun perlu memeriksakan diri agar bisa dideteksi sejak dini.

Pencegahan, menurut Nasdaldy, dapat dilakukan dengan tiga strategi: primer, sekunder, dan tertier. Pencegahan primer diperlukan pada semua populasi yang memiliki risiko terkena kanker mulut rahim. Caranya, dengan memberikan penyuluhan. ''Bukan hanya medis, tapi bisa di sekolah-sekolah karena banyak yang tidak tahu dan tidak peduli,'' tuturnya.

Pencegahan sekunder juga diperlukan pada orang yang tidak memiliki gejala. Ini agar angka kejadian dapat ditekan dan memungkinkan pengobatan sedini mungkin. Pengobatan lebih awal, selain biayanya sedikit, hasilnya pun lebih baik. Sedangkan pencegahan tertier dilakukan pada orang yang sudah terkena penyakit ini.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pencegahan primer pada penderita serviks. Namun yang penting adalah menurunkan faktor risiko. Misalnya, menghilangkan perilaku seksual yang mengakibatkan terpapar dengan infeksi human papilloma virus (HPV). ''Perempuan lebih rentan terkena infeksi HPV,'' ujarnya.

Tidak kalah pentingnya dengan faktor nutrisi. Menurut dokter spesialis ini orang dengan gizi yang bagus lebih mudah mencegah serangan penyakit ini. Harus diingat, tidak ada pantangan makanan bagi penderita kanker. Karena itu tidak benar pernyataan yang mengatakan bahwa penderita kanker tidak boleh makan daging. ''Itu mitos,'' ucapnya.

Zat gizi, kata dia, sangat diperlukan untuk pencegahan penyakit ini. Makanan yang baik untuk dikonsumsi adalah caretenoids, vitamin A, retinoids, vitamin C, vitamin E, dan folat. Sayuran hijau tua dan kuning juga baik untuk meningkatkan gizi.

Selain menurunkan faktor risiko dan nutrisi, pencegahan primer juga perlu dengan vaksinasi. Imunisasi, kata Nasdaldy, dilakukan pada usia muda sebelum aktif melakukan hubungan seksual dan masih dalam tahap pengembangan.

Vaksin pencegahan bertujuan membentuk antibodi dan diberikan pada orang sehat. Vaksin pengobatan diberikan pada orang yang sudah terinfeksi HVP dan stimulasi sistem imunitas.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan, vaksin sebaiknya diberikan pertama kali dalam lima tahun setelah aktif berhubungan seksual atau usia 25 tahun sampai usia 65 tahun. Frekuensi vaksinasi, saran badan dunia itu, dilakukan 2 - 3 tahun sekali dengan catatan dua kali berturut-turut negatif.

pendarahan pada wanita yang terkena kanker rahim itu banyak atau sedikit sih?
Q. saya cewek umur 17 tahun. Masa haid saya biasanya di akhir bulan. Nah agustus awal ini seharusnya saya sudah tidak haid lagi, tapi hingga hari ini saya masih mengeluarkan darah. Tapi tidak terlalu banyak. Sedikit banget. Saya takut saya mengalami gejala kanker rahim?Apa iya?

A. Kanker rahim itu biasanya menyerang para wanita yg sudah menikah atau yg pernah berhubungan seksual. Dan salah satu yg memiliki resiko besar terkena kanker rahim yaitu mereka yg sering berganti pasangan dlm berhubungan seksual, wanita perokok atau wanita yg pernah melakukan aborsi yg tdk bersih.
Wanita yg mengidap kanker rahim salah satu ciri2nya mengalami pendarahan ketika berhubungan, mengalami keputihan yg berbau, berwarna dan bercampur darah.
utk darah sdikit yg keluar yg kmu alami itu kemungkinan sisa2 darah haid. Pa lagi klo haid kmu tdk lncar. biasanya ada "buntut" haid.




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment